arrahmahnews

Denny Siregar: Konsep Surga Ala Jonru

Rabu, 18 Januari 2017,

ARRAHMAHNEWS.COM, JAKARTA – Cuitan Jonru Ginting di akun Facebooknya :

Kita mencari surga yang abadi di akhirat kelak, bersama para BIDADARI yang halal disediakan oleh Allah untuk orang-orang beriman. Sedangkan mereka mencari surga dunia yang fana bersama LON… (red: pekerja seks komersial) di hotel Alexis lantai 7. Kita doyan yang halal, mereka doyan yang haram. Kita doyan yang abadi, mereka doyan yang fana dan cuma sekejab. Emang beda kelas, Bro.
jonru-sarkas

Jonru menggambarkan bahwa di akhirat nanti Tuhan menyediakan bidadari, yang jadi pertanyaan pertama kenapa masuk surga urusan bercinta saja? kedua kenapa Surga disalah artikan dengan hal-hal yang rendah seperti ini oleh Jonru?  Tuhan itu Maha Agung dan Maha segalanya, tidak hanya mengurusi urusan sederhana seperti ini, dan lucunya Jonru seolah-olah memastikan dia masuk surga, ini statemen yang sangat lucu sekali, urusan surga dan neraka itu hanya Tuhan yang tahu bukan kamu wahai Jonru. Konsep Surga ala Jonru ini sangat kental dengan urusan pilkada dan sangat tidak etis sebagai orang yang beragama, kenapa bisa begitu? karena Jonru menulis dan menyandarkan urusan ini dan urusan tempat prostitusi dengan Surga, jangan bawa-bawa Tuhan dan agama untuk berkampanye kotor, tulisan yang sangat tak beradab sekali bandingkan Alexis dengan Surga, urusan keimanan dan keyakinan seseorang adalah urusan pribadi masing-masaing orang. (Baca juga: #DennySiregar: Surat Warna Ungu Untuk Jonru)

Denny Siregar juga keluarkan cuitan di websitenya untuk menjawab cuitan Jonru, berikut tulisannya:

Baca konsep surga versi Jonru yang dibagikan sobat saya Ni Luh jelantik, jadi pengen ketawa pagi-pagi.

Saya meyakini surga itu ada, sebagai reward dari Tuhan kepada hamba yang taat padaNya. Karena ketika kita taat, maka perjalanan di dunia pasti selamat. Inilah konsep keadilan yang sesungguhnya. Karena tidak mungkin yang jahat dan yang baik bercampur dalam satu tempat.

Tapi apakah surga itu adalah tempat kawin seenaknya?

Kalau melihat konteks -bukan teks- diturunkannya kitab suci, kita pasti mengerti bahwa itu turunnya kitab suci berada pada masa jahiliyah, masa ketika kebodohan berada pada puncak tertingginya.

Kitab suci selalu memakai bahasa sederhana sebagai perumpamaan. Ia mengambil contoh materi di sekitar, yang dikenal manusia. Seperti penggambaran surga harus ada sungai, pohon dan sebagainya untuk menggambarkan sebuah kenikmatan.

Tetapi sebenarnya yang disebut kenikmatan dalam surga pasti lebih tinggi dari itu dan lebih nikmat dari materi yang ada.

Seperti kata Imam Ali as, “kenapa dunia dinamakan dunia (adna)? Karena ia lebih rendah dari segala sesuatu..” Jadi sebagus apapun materi di dunia, ia lebih rendah dari segala yang bersifat non materi. Dan surga adalah non materi. Sampe sini, Jonru garuk-garuk janggutnya. (Baca juga: UNTUKMU Jonru dari seorang NASRANI)

Nah, kepada masyarakat Arab Jahiliyah yang kerjaannya tukang kawin, yang gendiknya bisa ratusan, maka cara mengajarkan kenikmatan surga tentu harus sesuai dengan kapasitas pemikiran mereka pada masa itu. Tidak mungkin kan surga dikabarkan ada liftnya, ada PS4, jadi bisa main game sepuasnya, karena pasti gak nyangkut di pikiran mereka..

Yang dikabarkan kenikmatan kepada mereka dalam bentuk yang mereka ketahui. Kenikmatana versi mereka adalah wanita, maka gambarkan wanita. Hanya di surga tidak bisa disebut wanita karena kurang menjual, maka disebutlah bidadari.

Cara menggambarkan bidadari harus sesuai dengan gambaran wanita yang tercantik di kepala arab jahiliyah pada masa itu. Padahal tidak ada yang tahu bagaimana bentuk bidadari, sebagaimana orang tidak tahu bagaimana rupa malaikat sesungguhnya. Begitulah adanya.

Jadi, terimalah konsep surga sebagai bagian dari keadilan Tuhan. Tidak perlu mewujudkannya dalam bentuk material. Anda kan manusia sekarang, bukan manusia pra sejarah yang harus diletakkan batu di depannya, trus di ejakan, “be aba, te utu.. batu”.

Cuman memang sekarang ini semua serba terbalik. Zamannya maju, cara berfikir manusianya yang mundur. Jadi niat masuk surga hanya karena ngac… olala, bukan karena akal menerimanya.

Saya saja bingung menggambarkan secara sederhana bagaimana nikmatnya kopi pagi ini. Masak harus begini, “Hmm.. senikmat men-download Mia Khalifa..” biar sesuai ma zamannya. (ARN)

Sumber: DennySiregar.com

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca