arrahmahnews

PM Kanada: Penembakan Quebec Bukti Ujaran Kebencian Memiliki Konsekuensi Tragis

Sabtu, 04 Februari 2017,

ARRAHMAHNEWS.COM, QUEBEC – Penembakan massal yang menewaskan enam orang di sebuah masjid Quebec adalah sebuah pengingat yang menyedihkan bahwa Ujaran kebencian untuk mengecualikan atau merendahkan orang lain dapat memiliki konsekuensi tragis. Perdana Menteri Justin Trudeau mengatakan hal ini dalam upacara pemakaman tiga korban penembakan pada hari Jum’at kemarin.

“Sudah saatnya orang-orang di balik pesan-pesan ini, apakah mereka politisi, pembawa acara radio atau TV atau tokoh publik lainnya, menyadari bahaya yang dapat disebabkan oleh kata-kata mereka,” kata Trudeau sebagaimana dikutip Huffington Post, Jum’at (03/02). Uacapan Trudeau ini disambut tepuk tangan dari hadirin. (Baca juga: VIDEO: Rekaman Mengerikan Pasca Penembakan Masjid di Quebec Kanada Dirilis)

“Dihadapkan dengan kata-kata yang menyakiti dan menyudutkan ini, maka tergantung pada kita untuk mempertahankan nilai-nilai yang penting,” katanya kepada beberapa ribu pelayat di pusat konvensi Kota Quebec.

“Setiap kita, bertanggung jawab untuk memimpin perjuangan melawan ketidakadilan dan diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari, untuk bertindak dengan cara yang mewakili siapa kita, yang mewakili Kanada, yang mewakili negara yang Azzedine Soufiane, Mamadou Tanou Barry dan Ibrahima Barry telah begitu dicintai.” (Baca juga: Abu Janda Al-Boliwudi Bongkar Bisnis E-Hate (Kebencian Online) Kader PKS Jonru Ginting)

 

Justin Trudeau

Justin Trudeau Hadiri pemakaman tiga korban penembakan Quebec di hari Jum’at

Quebec Mosque Shooting 20170203

ribuan orang hadiri pemakaman tiga korban penembakan Quebec

Trudeau mengatakan bahwa Mamadou Tanou Barry, 42, Ibrahima Barry, 39, dan Soufiane, 57, adalah orang-orang luar biasa yang mencintai keluarga mereka, komunitas mereka dan iman mereka.

Kedua Barry berasal dari Guinea, sementara Soufiane berasal dari Maroko.

Upacara pemakaman itu dilaksanakan sehari setelah layanan serupa di Montreal untuk Abdelkrim Hassane, 41, Khaled Belkacemi, 60, dan Aboubaker Thabti, 44, tiga orang lainnya yang ditembak mati dalam pembantaian itu. (Baca juga: Kapolri Ancam Pidanakan Penebar Fitnah dan Kebencian di Medsos)

Hussein Guillet, seorang imam, mengatakan bahwa penting untuk bangkit dari tragedi itu.

“Tuhan memberi kita lemon, mari kita membuat limun dari itu,” katanya kepada para pelayat di hari Jumat. “Mari kita bangkit dari hal negatif ini dan kemudian memiliki sesuatu yang positif.” (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca