arrahmahnews

Raja Saudi Salman bin Abdulaziz Tiba di Tokyo Dalam Kunjungan Mewah

Senin, 13 Maret 2017,

ARRAHMAHNEWS.COM, TOKYO – Raja Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud telah tiba di Tokyo pada kunjungan mewah ke Jepang bersama dengan 1.000 rombongan.

Raja Salman, yang dijadwalkan bertemu dengan Kaisar Jepang Akihito dan mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Shinzo Abe, tiba di Bandara Haneda Tokyo pada hari Minggu malam.

Menurut media lokal, Raja Saudi bepergian dengan rombongan besar yang diperkirakan lebih dari 1.000 orang. Setidaknya 1.200 kamar mewah di Hotel Tokyo telah dipesan oleh delegasi untuk tiga malam hingga Rabu mendatang.

Laporan media lokal juga mengatakan ratusan limusin telah dibawa ke ibukota Jepang untuk digunakan rombongan Raja Salman.

Perjalanan Raja Arab Saudi ke Jepang adalah yang pertama kali dalam hampir 50 tahun terakhir.

Arab Saudi adalah negara penyedia minyak terbesar untuk Jepang. Tokyo adalah negara ekonomi terbesar ketiga di dunia, dan bergantung pada Timur Tengah untuk energi.

Tur mewah selama sebulan ke negara-negara Asia, telah membawanya ke Malaysia dan Indonesia dan juga akan bertolak ke China dan Maladewa. Tur dengan gaya hidup boros telah membuat masyarakat dunia heran di tengah krisis ekonomi yang sedang melanda Arab Saudi.

Dalam kunjungannya ke Indonesia, Raja Saudi didampingi oleh setidaknya 1.500 orang – termasuk 10 menteri, 25 pangeran dan 800 delegasi – yang melakukan perjalanan ke Indonesia dengan menggunakan 36 penerbangan yang berbeda selama tiga minggu, kantor berita Indonesia Antara melaporkan.

Selama kunjungannya ke Jakarta, aksi protes digelar di luar kedutaan Saudi di ibukota Indonesia, yang mengutuk kekerasan terhadap buruh migran Indonesia di kerajaan.

Para demonstran memegang spanduk yang bertuliskan, “Hentikan Kekerasan,” “Perdamaian Dunia” dan “kekerasan terhadap migran.” Setidaknya, 50 pengunjuk rasa diamankan petugas keamanan.

Tur heboh Raja Salman ke Asia Timur dan Tenggara saat cadangan fiskal negara itu turun pada tahun lalu, dan terrendah setelah negara itu mencatat defisit anggaran yang tinggi mencapai rekor $ 98000000000.

Pada akhir Februari, Arab Saudi mulai mengenakan pajak air setelah analis memperingatkan bahwa penggunaan yang tidak berkelanjutan dan pemborosan air dengan cepat menghabiskan cadangan negara, surat kabar Saudi Al-Watan harian berbahasa Arab melaporkan.

Desember lalu, Saudi Press Agency melaporkan bahwa Riyadh telah memutuskan untuk menaikkan harga bensin lebih dari 50 persen untuk beberapa produk. Kemudian disusul kenaikan tarif harga listrik, air, solar dan minyak tanah di bawah pemotongan yang disetujui oleh dewan menteri, yang dipimpin oleh Raja Salman.

Jatuhnya harga minyak dan besarnya biaya militer di Suriah dan Yaman, bagaimanapun, telah membakar cadangan devisa negara dengan kecepatan yang mengkhawatirkan.

Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan Arab Saudi akan mengalami defisit anggaran dari 19,4% pada tahun 2016 dan kehabisan aset keuangan dalam lima tahun mendatang.

Menurut IMF, kerajaan membutuhkan harga minyak $ 106 per barel untuk menyeimbangkan anggaran mereka. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca