arrahmahnews

VIRAL! Surat Sedih dari Yaman, Zainab Anakku Sayang

Sabtu, 04 Maret 2017,

ARRAHMAHNEWS.COM, SANA’A – Abraham Abdul Karim, ayah dari seorang anak kecil bernama Zainab yang tewas dalam serangan udara Arab Saudi atas Yaman, pada Kamis (02/03) kemarin menuliskan sebuah surat yang ditujukan kepada putrinya, dan untuk kembali mengingatkan dunia mengenai agresi kejam Arab Saudi terhadap negaranya, Yaman. (Baca juga: Agresi Saudi Akibatkan 1 Anak Yaman Tewas Tiap 10 Menit)

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Kepada Arrahmahnews.com, Jum’at (03/03), Abdul Karim, yang foto terakhir bersama jasad putrinya menjadi viral di internet satu setengah tahun lalu itu mengatakan bahwa ia ingin pesannya ini tersebar. Supaya lebih banyak lagi masyarakat dunia menyadari betapa Arab Saudi telah dengan sangat brutal menjadikan warga sipil Yaman, terutama perempuan dan anak-anak sebagai target serangan udara mereka. Demikian bunyi surat Abraham AbdulKarim: (Baca juga: Potret Pembantaian Saudi di Hadramaut)

Abdul Karim dan Zainab

Sayangku Zainab kecil,

Sudah satu setengah tahun sejak engkau meninggalkan kami, tapi untuk ayah dan ibumu, rasanya itu sudah seperti selamanya. Kami rindu mendengar suara kecilmu yang indah di pagi hari, suara yang membuat kami merasa seperti orang tua paling beruntung di dunia. Sulit untuk menjelaskan perasaan kami setelah kepergianmu. Kami benar-benar merindukanmu …

Bayi kecilku Zainab, kami punya mimpi besar dan ambisi tinggi untukmu. Tapi engkau meninggalkan kami saat masih kecil dan kami tidak memiliki kesempatan untuk melihatmu berhasil. Hari ini, kami hanya bisa duduk dan melihat fotomu mengenakan gaun indah milikmu.

Kami membayangkan senyum indahmu yang membahagiakan kami setiap hari. Kami membayangkan memelukmu dengan penuh cinta setelah engkau bangun dari tidur. Ayah dan ibumu hanya bisa berharap untuk bisa meninabobokanmu lagi agar membuatmu hangat selama malam- malam yang dingin.

Hidup kami berubah selamanya setelah sang kriminal Saudi itu menyerang rumah keluarga kita. Saat-saat itu mengubah hidup kami dan membuat kami kehilangan bayi perempuan kami yang cantik. Setelah serangan udara di rumah kami itu, ayah menjerit kesakitan dan mengatakan kepada diri ayah sendiri “apa yang baru saja terjadi? Dimana keluargaku? Dimana bayiku Zainab?”

Ayah tidak pernah membayangkan bahwa ayah akan menemukan bayi ayah Zainab di bawah reruntuhan rumah kita. Ayah berusaha menyingkirkan batu-batu dari atas tubuhmu, dan mengambil tubuh kecilmu dari bawah puing-puing untuk kemudian melarikanmu ke rumah sakit terdekat, berharap untuk bisa menyelamatkanmu, tetapi mereka mengatakan sudah terlambat! Ayah tidak menyerah, dan dengan darahmu yang terus menetes di pakaian ayah, ayah berlari ke Rumah Sakit kedua berharap untuk melihat senyummu lagi. (Baca juga: Surat Terbuka Anak Yaman Pada Ban Ki-moon; Mereka Membantai Kami Bukan PBB)

Dokter mencoba untuk menyelamatkanmu tetapi sudah terlambat. Ayah jatuh pingsan ke lantai ketika petugas medis mengatakan kepada ayah, engkau tidak berhasil diselamatkan.

Beberapa jam kemudian ayah dan ibumu hampir saja menyusulmu, namun petugas medis berusaha menyelamatkan nyawa kami. Malam itu kami berjalan lagi masih mencoba untuk menemukanmu. Kami tidak peduli tentang kondisi kesehatan kami karena hidup tanpamu adalah sia-sia bagi kami. Apa nilai yang kami miliki untuk hidup setelah kami kehilangan senyummu? Engkau tergeletak tak bernyawa di rumah sakit dan ayah tidak bisa menyelamatkanmu. Engkau tersenyum disaat kematianmu dengan cara yang sama engkau tersenyum ketika kau berada di rumah.

Ayah dan ibumu berurai air mata melihat senyummu, kami mencoba untuk menutupi senyum itu yang membuat hati kami hancur ketika kita melihat jasadmu.

Bahkan pada hari pemakamanmu, ayah masih merasa tidak bisa percaya kau pergi selamanya. Ayah tidak percaya waktumu dengan keluargamu sudah berakhir. Ayah harus memelukmu untuk terakhir kalinya berharap untuk melihatmu hidup kembali. (Baca juga: Satu Tahun Hadiah Arab Saudi Terhadap Anak-Anak Yaman)

Sebelum kami menguburkanmu, ayah mengangkat jasadmu dan ingin mengambil gambar terakhir denganmu. Keluargamu mendorong ayah pergi tapi ayah bersikeras untuk tetap berfoto dengan jenazahmu. Ayah ingin bersumpah kepadamu bahwa ayah akan mencari keadilan dan berjanji bahwa penjahat di balik kematianmu tidak akan diampuni.

Ayah memelukmu untuk terakhir kalinya dan mengambil foto denganmu yang mengguncang jutaan orang di seluruh dunia yang bergabung dengan seruan ayah untuk meminta keadilan. Baru kemarin rasanya, kau tidur di tempat tidur kecilmu di rumah, tetapi Saudi, pembunuh warga sipil itu, ingin kau mati. Dan karena mereka, hari itu adalah hari terakhirmu dan engkau harus tidur di kuburanmu.

Ayah dan ibumu menangis saat kami menulis surat ini, mengetahui bahwa kami tidak akan pernah melihat bayi perempuan kami lagi.

Tragedi keluargamu tidak berakhir setelah pemakamanmu. Ibumu masih dalam kondisi serius berbaring di tempat tidur rumah sakit menjalani perawatan karena luka dari serangan udara di rumah kita. kematianmu membawa pergi pesona keberuntungan kami bersamanya.

Kami sakit, tak punya rumah, dan miskin, tapi jangan khawatir, hidup belum berakhir. Ini tidak akan berakhir sampai keadilan ditegakkan. Jangan sedih karena kami, karena kami adalah satu diantara ribuan keluarga lain yang menderita seperti kami, karena engkau bukan satu-satunya anak yang dibunuh oleh serangan udara Saudi. Keluargamu hanyalah salah satu dari ribuan keluarga di Yaman yang kehilangan anak mereka akibat serangan Saudi.

Ibumu baru saja meninggalkan ruangan dan tidak bisa menyelesaikan surat ini, Ayah harus pergi membantunya. Satu hal yang kami ingin kau tahu, karena perang yang memaksakan blokade atas Yaman, ayah masih mencoba untuk mencari pengacara internasional yang baik dan membawa kasus ini di depan pengadilan internasional. Kami tidak akan pernah menyerah. Engkau tidak akan pernah terlupakan. Pembunuhmu akan membayar harga untuk semua ini, ayah janji kepadamu.

Engkau akan hidup dalam hati kami selamanya.
Ayahmu yang sangat mengasihimu.
Abraham AbdulKarim (@ abrahama999)

Abdul Karim mengatakan kepada Arrahmahnews.com sebagaimana yang ia posting di halaman twitternya, bahwa saat ini ia masih berusaha untuk meminta bantuan kepada pihak-pihak yang bisa menolongnya agar mendapatkan pengacara yang bisa menolongnya membawa kasus kematian putrinya ini ke Pengadilan Internasional, dan menuntut kejahatan Arab Saudi disana. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca