arrahmahnews

Rusia; AS Tutupi Kejahatan ISIS di Mosul

Minggu, 2 April 2017

ARRAHAMHNEWS.COM, MOSKOW – Rusia sebut Washington menyembunyikan kejahatan yang dilakukan oleh kelompok teroris ISIS Takfiri di kota Mosul, di mana serangan udara AS pada bulan lalu menewaskan ratusan warga sipil.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov membuat pernyataan pada hari Minggu, satu hari setelah jurubicara militer AS Joseph Scrocca mengatakan ada video yang menunjukkan Daesh mencoba untuk menjebak AS untuk membunuh warga sipil di Mosul. Namun, rekaman tersebut tidak dirilis.

“Apa motif pemerintah AS menyembunyikan kejahatan perang teroris ISIS dari masyarakat internasional? Mengapa video itu tidak dirilis untuk membuktikan kejahatan ISIS?” kata Konashenkov. [Baca; Lebih dari 230 Tewas di Bawah Reruntuhan Setelah Serangan Udara AS di Mosul]

“Mengapa koalisi pimpinan AS …, dengan data intelijen, menggunakan ‘bom pintar’ masih melakukan serangan udara pada bangunan penduduk sipil?” ujarnya.

Pada tanggal 17 Maret, AS membombardir sebuah bangunan di distrik al-Jadida barat Mosul, di mana pasukan Irak berjuang melawan elemen Takfiri. Lebih dari 200 warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas dalam serangan udara yang menyebabkan bangunan runtuh dan rata dengan tanah.

Pentagon mengakui dalam sebuah pernyataan bahwa AS telah melakukan serangan fatal. Namun, militer AS mengklaim akan melakukan penyelidikan apakah rudal pintar AS atau bahan peledak Daesh atau keduanya yang menyebabkan bangunan runtuh. [Baca; Taktik Baru AS: Bunuh Ratusan Warga Sipil Lalu Salahkan ISIS]

warga sipil Irak dan pekerja penyelamat memeriksa kerusakan di distrik al-Jadida Mosul, pada tanggal 26 Maret 2017, menyusul serangan udara AS beberapa hari sebelumnya. (Foto AFP)

Di tempat lain dalam komentarnya, Konashenkov mengatakan Washington sedang mencari pembenaran atas jatuhnya korban sipil atas kampanye pembomannya.

“Pernyataan tidak masuk akal Pentagon membenarkan serangan yang menyebabkan jatuhnya korban sipil, dimana kata-kata tingkat perencanaan operasi dan dugaan keunggulan ‘bom pintar’,” katanya.

Konashenkov menyoroti perbedaan penting antara serangan AS di Mosul dan misi kontra-terorisme Moskow di Aleppo, dan menegaskan bahwa Rusia tidak menggunakan angkatan udara dalam pembebasan kota Suriah. [Baca; PBB Prihatin atas Pembantaian Warga Sipil Mosul Irak oleh Koalisi AS]

“Pasukan Aerospace Rusia sama sekali tidak digunakan di Aleppo. Operasi pembebasan terfokus pada pembuatan koridor kemanusiaan serta memberikan dan menyediakan bantuan kemanusiaan bagi warga setempat,” katanya.

“Di Mosul, menurut … Scrocca, meskipun korban sipil berjatuhan, koalisi tidak akan mundur bahkan tetap akan melanjutkannya,” tambah Konashenkov.

Kampanye AS terhadap sasaran teroris yang diklaim di wilayah Suriah dan Irak, yang dimulai pada tahun 2014, telah menyebabkan kematian banyak warga sipil tanpa prestasi berarti.

Awal pekan ini, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov meragukan ketulusan kampanye anti-teror koalisi AS di Suriah. [Baca; Dr. Leuren Moret; Seluruh Suriah Terkontaminasi Radioaktif Karena Penggunaan Senjata Uranium Oleh AS]

“Satu tahun lebih koalisi pimpinan AS dibentuk [pada 2014], secara sporadis menggunakan angkatan udara untuk memukul beberapa posisi yang diklaim markas ISIS (Daesh). Tapi mereka tidak pernah menyentuh konvoi truk-truk ISIS yang menyelundupkan minyak dari Suriah ke Turki,” katanya.

“Kecurigaan ini masih sangat relevan sampai hari ini, ketika Jabhat al-Nusra sudah dua kali berganti nama, tetapi tidak pernah berubah sponsornya yang terus memompa uang dan apa pun yang diperlukan untuk memerangi dalam struktur ini,” tambahnya. [ARN]

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca