Amerika

Trump Jadikan Empat Perang Timur Tengah Panggung Reality Show

Sabtu, 15 April 2017

ARRAHMAHNEWS.COM, WASHINGTON DC – Dalam kurun waktu kurang dari tiga bulan berkantor, Donald Trump telah memperparah empat perang di Timur Tengah, dan semua eskalasinya itu telah menemui kegagalan.

Jujur saja, Trump mewarisi keempat perang itu dari Barack Obama. Afghanistan, Irak vs ISIS, Kurdi vs ISIS di Suriah, serta dukungan dan saran taktis untuk Arab Saudi di Yaman.

Dalam kampanyenya, Trump berjanji untuk mengurangi keterlibatan asing seperti itu dan fokus pada urusan dalam negeri AS dan kebutuhannya. Tapi setelah berkantor ia menolak untuk memikirkan kembali satupun dari janjinya ini dan justru melakukan sebaliknya.

Eskalasi pertama Trump adalah di Yaman, pada akhir Januari. Dia mengirim sebuah tim Angkatan Laut untuk menyerang terduga al-Qaeda. Tetapi pria yang ia targetkan telah beralih pihak dan mendukung pemerintah Yaman. Serangan itu hanya berbuah intelijen tak berguna dan target yang hilang. Seorang anggota AL nya tewas bersama dengan sekitar 30 warga sipil, termasuk anak-anak. Serangan itu tidak memajukan tujuan perang Saudi mengalahkan Houthi, tapi ditujukan pada al-Qaeda di Yaman, yang telah mengambil keuntungan dari intervensi Saudi untuk mengambil wilayah.

Di Irak pada akhir Maret, setelah Trump datang, aturan ketat membatasi operasi militer oleh Obama dikendurkan oleh militer AS. Sebuah bom pesawat AS menyebabkan runtuhnya sebuah kompleks apartemen sipil, menewaskan sedikitnya 200 warga sipil tak berdosa.

Di Suriah, Trump menggandakan jumlah pasukan khusus AS di kubu milisi kiri Kurdi, YPG. Pasukan ini dimaksudkan untuk menyerang ISIS di ibukota de facto mereka di Suriah, Raqqa . Tetapi meskipun diberi janji-janji oleh Trump, tidak ada kampanye baru yang dimulai. Kemudian ketika muncul tuduhan pekan lalu bahwa rezim Suriah menggunakan gas racun dalam perjuangannya melawan afiliasi al-Qaeda dan sekutunya di Barat Laut Idlib, Trump meluncurkan 59 rudal Tomahawk pada pangkalan udara Suriah. Tidak ada kerusakan yang signifikan terjadi dan misi terbang Suriah beroperasi lagi pada hari berikutnya.

Pada hari Kamis, Trump menjatuhkan bom 11-ton ke beberapa terowongan di Nangarhar, Afghanistan, yang dikatakan digunakan oleh pemberontak Taliban yang telah bergabung dengan ISIS. AS telah kehilangan 1/3 dari Afghanistan ke tangan pemberontak fundamentalis, sebagian besar Taliban, dalam perang 16-tahun. Tidak ada prospek mengalahkan gerilyawan dengan kekuatan udara, tidak peduli seberapa besar. AS membom Vietnam dan masih kalah. Keputusasaan administrasi Trump ditunjukkan oleh penggunaan hiperbola lama Saddam Hussein, menyebut rudalnya ‘Ibu dari semua Bom’, Trump sebenarnya menerjemahkan propagandanya langsung dari Dictator Arab tersebut! Saddam telah menyebut Perang Teluk sebagai ‘Ibu dari semua Pertempuran’ (Umm al-Ma’arik), meskipun ini adalah terjemahan pers literal. Ungkapan ini berarti ‘esensi dari semua pertempuran.’ Hiperbola Saddam ini, tidak berhasil dengan baik.

Kesamaan yang dimiliki keempat intervensi Trump dalam perang AS yang sedang berlangsung di Timur Tengah itu adalah bahwa mereka heboh, menjadi berita utama selama sehari, dan tidak mengubah arah konflik sama sekali.

Trump secara bertahap menjadikan Empat perangnya menjadi Reality Show alam semesta, di mana semuanya dilakukan hanya untuk rating dan hanya untuk pertunjukan. (ARN/Truthdig)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca