Selasa, 09 Mei 2017
ARRAHMAHNEWS.COM, VIRGINIA – Dalam sebuah video yang beredar luas di media sosial, seorang wanita melecehkan seorang Muslim yang sedang berbelanja sambil mengantre di supermarket Trader Joe di Reston, Virginia.
Korban pelecehan yang merupakan seorang wanita muslim itu dilaporkan semula berniat baik membiarkan wanita itu berjalan di depannya karena dia tampak terburu-buru, tapi kemudian wanita tersebut mengucapkan terima kasih dengan cara menghina.
Muslim friend of mine got harassed at a Trader Joe's in Reston, VA. pic.twitter.com/Ki8gc1RZio
— Jeremy McLellan (@JeremyMcLellan) May 7, 2017
Pembelanja yang tidak disebutkan namanya tersebut diduga mulai membuat komentar menghina tentang seorang Muslim di toko itu yang mengenakan niqab, sebelum kemudian setelah ditegur ia mengatakan kepada yang wanita yang menegurnya mengapa dia tidak mengenakan pakaian serupa. Setelah itu dia mulai membicarakan mutilasi alat kelamin wanita, dan wanita tersebut memutuskan untuk mulai merekam pembicaraan mereka.
Dalam video tersebut, korban dapat terdengar mengatakan bahwa dia menyesalkan ucapan wanita itu.
“Saya berharap mereka tidak membiarkan Anda di negara ini,” jawab pembelanja tersebut.
Ketika wanita Muslim tersebut mengatakan kepadanya bahwa dia lahir di AS, pelaku lagi-lagi melontarkan kata-kata kasar yang aneh tentang Barack Obama yang tidak menjadi kepala negara lagi.
“Obama tidak berkantor lagi. Kami tidak memiliki seorang Muslim di sini lagi,” katanya, mengidentifikasi Obama seperti itu. “Dia sudah pergi, mungkin dia akan dipenjara di masa depan.”
Komedian stand-up Jeremy McLellan, yang terkenal dengan komedi tentang advokasi Muslim dan kebetulan berteman dengan korban, membagikan video tersebut di sebuah posting Facebook. Dia mengatakan bahwa temannya ingin tetap anonim, tapi ingin rekamannya itu dibagikan.
Video tersebut sudah dilihat lebih dari tiga juta kali dan telah memicu kecaman serta kritik universal atas ucapan wanita tak dikenal tersebut.
Menurut Nihad Awad, dengan Council on American Islamic Relations (CAIR), dewan tersebut telah memiliki 10 kali jumlah keluhan pelecehan dibandingkan tahun lalu – lebih dari 1.500 orang sejak Januari. Dia yakin orang-orang Amerika anti-imigran kini merasa bebas dengan kebijakan dan retorika Presiden Donald Trump. (ARN)
