arrahmahnews

ITB Tegas Larang Aktivitas Ormas di Kampus, Termasuk HTI

Sabtu, 13 Mei 2017,

ARRAHMAHNEWS.COM, BANDUNG – Kampus-kampus sekuler (seperti IPB, ITB, ITS, dlsb) saat ini menjadi sarang konservatisme agama. Simpatisan HTI, dan ormas-ormas sejenisnya laku keras di kampus-kampus ini.  Namun sebaliknya, mereka tidak laku di kampus-kampus Islam (seperti UIN, IAIN, STAIN, dlsb). Kenapa? Karena para mahasiswa dan mahasiswi di kampus-kampus ini rata-rata alumni dari Madrasah Aliyah dan pondok pesantren yang sudah terbiasa dengan berbagai kajian, pandangan, dan literatur keislaman. Apalagi dosen-dosennya sudah malang-melintang di jagat kajian keislaman. Dengan demikian, mereka tidak mudah untuk “disusupi” oleh berbagai ormas/parpol.

Baru-baru ini Institut Teknologi Bandung (ITB) melarang kegiatan dan organisasi kemahasiswaan yang menginduk pada organisasi masyarakat, sosial, maupun politik manapun. “Termasuk organisasi di dalam dan luar negeri,” kata Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Akademik ITB, Bermawi Priyatna, Jumat, 12 Mei 2017. (Baca juga: Denny Siregar: HTI Dibubarkan, Jokowi Tabuh Perang Terbuka Hadapi Kelompok Radikal)

Organisasi massa seperti yang kini ramai dipersoalkan, Hizbut Tahrir Indonesia, kata Bermawi, tidak boleh berkegiatan di dalam kampus. Meskipun di kalangan mahasiswa ada yang menjadi anggota atau kader organisasi masyarakat, sosial, maupun organisasi politik, aktivitas organisasi luar di ITB akan dilarang.

“Kalau menjadi anggota, itu hak individu. Tapi mereka tidak boleh beraktivitas organisasinya di dalam kampus. Kalau di luar kampus silakan,” kata Bermawi. Karena itu pula, ucap dia, di ITB juga tidak ada lembaga komisariat Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Larangan tersebut tertuang dalam Peraturan Rektor ITB 2015 yang ditanda tangani Kadarsah Suryadi tentang Kemahasiswaan ITB. “Kalau dilanggar, ada sanksinya,” ujarnya. (Baca juga: HTI Dibubarkan PKS Meradang)

Sejauh ini, pihak Rektorat ITB telah menerima beberapa laporan tentang adanya kegiatan radikal di dalam kampus. Radikalisme itu tidak hanya terkait dengan Islam, tapi juga non-Islam. Termasuk isu soal atheis.

Laporan dari berbagai pihak termasuk orang tua tersebut, belum ditindak lanjuti dengan pemanggilan mahasiswa untuk dimintai penjelasan langsung. Menurut Bermawi, ITB memilih pendekatan persuasif kepada mahasiswa juga unit kegiatan mahasiswa yang kedapatan beraktivitas ilegal.

Pihaknya juga terus memantau aktivitas mahasiswa agar sesuai aturan. “Orang mau beragama atau tidak itu hak pribadi. Kami akan ajak berkomunikasi juga agar tidak melanggar aturan dalam kampus,” kata dia. (Baca juga: Prof Sumanto: HTI Ormas Gemblung dan Sontoloyo)

Meskipun ada larangan aktivitas organisasi massa, sosial, dan politik di dalam kampus, ITB membuka diri terhadap kedatangan tokoh-tokoh atau perwakilan dari organisasi itu sebagai pembicara dalam acara di kampus. “Diskusi tidak apa-apa karena mahasiswa juga harus melek politik dan aliran yang ada,” kata dia.

Indikasi kegiatan mahasiswa yang dilarang itu seperti kampanye menjelang pemilihan umum, atau penyebaran paham tertentu di dalam kampus. (ARN)

Sumber: Tempo

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca