Analisa

Trump, Raja Salman dan Ritual Penyembahan Setan di Riyadh

Selasa, 23 Mei 2017

ARRAHMAHNEWS.COM, RIYADH – Gambar-gambar yang menunjukkan Raja Salman, Trump, dan el-Sisi meletakkan tangan mereka ke atas sebuah bola yang bersinar telah menjadi viral dan menjadi pembahasan dengan berbagai macam komentar. Editor Veterans Today, Kevin Barret, mengangkat analisis mengenai apa yang sebenarnya tengah dilakukan oleh ketiga pemimpin kontroversial dalam foto tersebut. Berikut analisanya,

Dalam sebuah adegan yang mungkin kelihatan lucu namun sebenarnya memiliki implikasi yang mengerikan, Donald Trump, Raja Salman Saudi, dan diktator Mesir al-Sisi – tiga dari empat penguasa paling jahat di Bumi – terlihat memegang sebuah bola yang bersinar dan bersumpah setia kepada Setan kemarin. (Iblis dalam wujud manusia lainnya, Bibi Netanyahu, secara fisik memang absen dalam upacara itu, namun sejatinya ia memimpin ketiga lainnya dalam ritual tersebut). (Baca juga:Trump Bicara Lawan Terorisme di Kandang Teroris)

Jika kalian pikir “tarian pedang” Trump dengan menggunakan pedang yang dulu digunakan untuk memenggal kritikus para penguasa Saudi, dan kadang-kadang budak mereka, maksud saya ‘pembantu rumah tangga mereka’ adalah jahat, berarti kalian belum melihat apa-apa.

Ritual pemanggilan iblis ini terjadi pada saat peresmian “Pusat Global untuk Memerangi Ideologi Ekstremis” Arab Saudi yang baru, yang sebenarnya adalah samaran dari kuil Setan Global. (Kata “Global” dalam hal ini bukanlah kebetulan.)

Setan, yang dipuja oleh komandan tinggi dunia Komunis Globalis, dikenal sebagai “Father of Lies” (Bapak Kebohongan). Dan pernyataan bahwa Arab Saudi dan pendukungnya di AS menentang ideologi ekstremis adalah kebohongan yang keterlaluan sehingga bisa mengejutkan pikiran Beelzebub sendiri.

Arab Saudi adalah rumah Wahhabisme, sekte pembunuh dan fanatik yang mengepung Jazirah Arab tiga abad lalu yang membunuh orang-orang Muslim yang tidak setuju dengan interpretasi ekstremisnya. Jika saja Wahhabisme tidak diperjuangkan dan didukung oleh Kerajaan Inggris, dan sekarang Kekaisaran Zio-Amerika, maka sekte ini akan punah sebagaimana kelompok khawarij lain yang tak terhitung jumlahnya yang telah muncul secara singkat dan dengan cepat menghilang. (Baca juga:Trump Mencari ‘Kemenangan’ di Saudi di Tengah Skandal Russiagate)

Saat ini, Arab Saudi dan AS, di samping tuan mereka di Tel Aviv, adalah pencipta, penyandang dana dan pemelihara al Qaeda, ISIS, dan kelompok “ekstremis” Wahhabi-Takfiri lainnya yang tengah pura-pura mereka perangi. “Pusat Global untuk Memerangi Ideologi Ekstrimis” adalah sebuah kebohongan setan sejati.

Jadi, signifikansi nyata dari upacara “Orb” ini adalah: Para pemimpin pembohong itu tengah mempromosikan “perang melawan teror” palsu, dan menggunakan tipuan mengerikan ini untuk menaklukkan dunia. Dengan meletakkan tangan mereka di atas bola dunia yang bersinar, Trump, Salman dan al-Sisi bersumpah setia kepada Antikristus, yang dikenal sebagai Dajjal, Mesias Palsu yang akan datang yang akan berusaha menyatukan seluruh dunia di bawah kediktatoran global yang berbasis di Kuil ketiga yang dibangun kembali di wilayah pendudukan Yerusalem.

Begitulah proyek jangka panjang Freemason, yang diciptakan di London abad ke-17 oleh pengikut Kabbalis dari mesias palsu Shabtai Zvi. Sabbateans (pengikut Shabtai Zvi) dipersiapkan untuk “memaksa tangan Tuhan,” yaitu mendesak Tuhan untuk “memunculkan sang Messiah (Al-Masih)!” (Baca juga:Aliran Sesat Wahabi dan Wajah Islam Moderat di Indonesia (Bagian Pertama))

Mereka percaya bahwa mereka dapat melakukan ini dengan secara sistematis dan religius melakukan dan menyembah Iblis. Sabbateans percaya hal ini bisa dilakukan dengan secara sistematis membalik dan menyesatkan Sepuluh Perintah Tuhan ke dalam “Engkau harus membunuh, Engkau harus melakukan perzinahan,” dan seterusnya. Upacara mereka melibatkan pesta seks dan pengorbanan manusia, terutama pengorbanan anak-anak.

Jelas “Mesias Yahudi” ini tidak dapat menjadi Mesias yang sebenarnya, (Kristen dan Muslim sepakat mengenai hal ini).

Tujuan Freemason adalah untuk menipu elit-elite non-Yahudi agar bergabung bersama dengan ” Operasi Antikristus” (Dajjal). Sabbateans menyiapkan minuman penyihir konyol tentang upacara omong kosong mitologis dan inisiasi untuk menarik orang-orang Kristen menjauh dari agama Kristen dan masuk ke dalam Setanisme. Saat ini, pondok-pondok Freemasonik adalah pilar (atau pilar kembar, Jachin dan Boaz) dari sindikat kejahatan terorganisir globalis.

Perhentian berikutnya Trump adalah Pendudukan Yerusalem – Kota Suci yang saat ini diduduki oleh setan Zionis yang bertekad menghancurkan Rumah Tuhan, Masjid Al-Aqsa, dan membangun kembali sebuah kuil darah untuk pengorbanan mereka. (Mereka mengatakan bahwa mereka hanya akan mengorbankan “heifers merah muda”, tapi Anda bisa yakin bahwa Jeffrey Epstein & Co. akan terbang dengan banyak anak untuk upacara pribadi di ruang bawah tanah.)

Trump dan Netanyahu saling bersaing tentang seberapa cepat pelaksanaan proyek ini. Netanyahu berkeras untuk memindahkan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem yang sekarang diduduki, sehingga memicu perang terakhir yang akan berujung dalam meledakkan al-Aqsa dan membangun Kuil Pengorbanan Darah di tempatnya, sementara penasihat Trump mengatakan waktunya belum tepat.

Apapun yang terjadi ketika kepala Trump danNetanyahu berbenturan, kalian boleh yakin bahwa Proyek Tatanan Dunia Baru Luciferian yang diluncurkan dengan kecepatan penuh melalui pengorbanan massal manusia pada 9/11 (dan telah menundukkan sebagian besar dunia kepada kebohongan besar Setan ) akan memasuki tahap akhir dalam waktu yang tidak terlalu lama. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca