arrahmahnews

Israel Kurangi Pasokan Listrik ke Gaza, Krisis Kemanusiaan Menjulang

Selasa, 13 Juni 2017

ARRAHMAHNEWS.COM, GAZA – Rezim Israel mengurangi pasokan listrik ke Jalur Gaza, hingga memperburuk kekurangan yang sudah parah di daerah Palestina yang terkepung.

Media Israel mengatakan pada hari Senin bahwa kabinet keamanan memutuskan pada hari Minggu untuk mengurangi jumlah harian yang dipasok ke Gaza sekitar 45 menit.

Menteri Keamanan Umum Israel Gilad Erdan mengatakan bahwa pengurangan tersebut disebabkan oleh perselisihan yang sedang berlangsung antara Presiden Palestina Mahmud Abbas dan gerakan perlawanan Palestina, Hamas, Al-Mayadeen melaporkan.

Hamas telah menjalankan Gaza sejak 2007, ketika merebutnya dari Fatah yang dipimpin Abbas setelah terjadi perselisihan mengenai pemilihan parlemen yang dimenangkan oleh gerakan perlawanan tersebut.

Abbas menjalankan Otoritas Palestina (PA), pimpinan Palestina yang berbasis di Tepi Barat. Beberapa upaya rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah telah gagal. Namun PA terus membayar Israel untuk sejumlah listrik yang dikirim ke Gaza.

PA memutuskan untuk memotong pembayaran listrik untuk Gaza pada bulan April. Hamas mengatakan bahwa “keputusan bencana” akan memiliki konsekuensi “berbahaya”.

Pasokan listrik merupakan perhatian utama di wilayah yang panas dan sempit, yang saat ini menandai bulan suci Ramadan.

Warga Gaza saat ini hanya menerima listrik tiga atau empat jam sehari. Listrik dikirim dari pembangkit listrik sendiri dan yang lainnya dari Israel dan Mesir.

Warga yang mampu memanfaatkannya menggunakan generator untuk rumah atau bisnis mereka di daerah kantong orang miskin Palestina yang berpenduduk sekitar dua juta orang.

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) baru-baru ini memperingatkan adanya krisis kemanusiaan yang menjulang karena pemadaman listrik yang berkepanjangan di Jalur Gaza.

Pengurangan tersebut juga memicu sentimen anti-Israel dan memicu kekhawatiran akan ancaman terhadap pendudukan rezim Tel Aviv.

Jalur Gaza telah berada di bawah pengepungan Israel sejak Juni 2007. Blokade tersebut telah menyebabkan penurunan standar hidup serta tingkat pengangguran dan kemiskinan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Israel juga telah meluncurkan beberapa perang di wilayah Palestina, yang terakhir dimulai pada awal Juli 2014. Agresi militer Israel, yang berakhir pada 26 Agustus 2014, menewaskan hampir 2.200 orang Palestina. Lebih dari 11.100 lainnya juga terluka dalam perang tersebut. [ARN]

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca