arrahmahnews

Idul Fitri dalam Suasana Suram di Qatar

Senin, 26 Juni 2017,

ARRAHMAHNEWS.COM, DOHA – Warga Qatar menjalani akhir Ramadan dengan suasana suram namun tegar ditengah blokade yang diberlakukan di negara tersebut oleh tetangganya Arab Saudi dan sekutu-sekutu Teluk lainnya.

Al Jazeera melaporkan bahwa pada hari pertama Idul Fitri, Minggu (25/06), beberapa warga Qatar mengungkapkan kesedihan bahwa mereka tidak dapat merayakan liburan terpenting Islam tersebut dengan anggota keluarga dan teman, yang merupakan warga negara yang terlibat dalam perselisihan ini.

Pada tanggal 5 Juni, Arab Saudi, bersama Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain dan Mesir memicu krisis diplomatik besar setelah memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar dan menutup semua jalur hubungan darat, udara dan laut.

Suku Al Merri adalah salah satu suku terbesar di Teluk dengan anggota keluarga menyebar ke seluruh kawasan, dan krisis ini membuat mereka terpisah.

“Ada banyak keluarga …, banyak orang yang telah menderita akibat blokade ini,” ungkap warga Qatar, Ali Al Merri kepada Al Jazeera.

“Sementara para pemimpin Teluk melanjutkan pertikaian politik mereka, rakyat menderita,” tambah Al Merri, “Politisi harusnya menjadikan (pertikaian) ini antar pemerintah saja dan tidak melibatkan warga negara.”

Wafaa adalah seorang warga Qatar yang bercerai dengan suaminya warga Bahrain bertahun-tahun yang lalu. Ketiga anaknya memiliki paspor Bahrain dan secara teknis harus kembali ke Bahrain, yang – bersama Arab Saudi dan UEA memerintahkan warganya untuk meninggalkan Qatar.

Anak-anak Wafaa memutuskan untuk menolak perintah tersebut – memilih tinggal di Qatar sebagai gantinya. Mereka sekarang menunggu untuk mendengar apakah mereka bisa mendapatkan kewarganegaraan Qatar.

“Kesetiaan kami ada di sini,” kata Wafaa kepada Al Jazeera. “Mereka (anak-anak) tidak pernah ke Bahrain Apa yang kami tahu tentang Bahrain hanyalah paspor itu. Mereka dibesarkan di sini, dan akan terus berada di sini.”

Khaled Al Hajiri, warga Qatar lainnya, mengatakan bahwa keputusan Arab Saudi dan sekutunya adalah “kejutan” baginya dan keluarganya.

“Bagi saya pribadi, ini menghancurkan hati saya karena saya tidak dapat melihat sepupu saya di Abu Dhabi. Sebagian besar teman saya juga memiliki keluarga di sana,” katanya kepada Al Jazeera.

“Bagi kami, GCC bukan negara-negara yang berbeda, GCC adalah satu,” katanya, mengacu pada Dewan Kerjasama Teluk, yang terdiri dari Qatar, Arab Saudi, UEA, Bahrain, Kuwait dan Oman sebagai anggotanya.

“Tapi sekarang politik membuatnya berbeda”. Dia mengatakan bahwa dia masih ragu bagaimana dan kapan perselisihan tersebut akan berakhir. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca