arrahmahnews

Mantan Agen Intelijen Inggris Akui Ditugaskan Membunuh Putri Diana

Kamis, 22 Juni 2017,

ARRAHMAHNEWS.COM, LONDON – Agen Intelijen Inggris yang saat ini tengah dalam kondisi sekarat, membuat serangkaian pengakuan mengejutkan setelah dokter memberi tahunya bahwa mungkin ia hanya bisa bertahan hidup selama beberapa minggu. Pengakuan yang dimuat di media Yournewswire pada Senin (19/06) lalu itu diantaranya adalah bahwa dia ditugaskan untuk membunuh Putri Diana pada tahun 1997.

John Hopkins yang berusia 80 tahun adalah seorang pensiunan Mi5 yang bekerja sebagai pembunuh bayaran untuk Pemerintah Inggris dan mengklaim telah melakukan 23 pembunuhan antara tahun 1973 dan 1999. (Baca juga: KESAKSIAN EKSLUSIF SAHABAT DIANA! Ratu Elizabeth Perintahkan Intellijen Bunuh Sang Putri)

Hopkins mengklaim bahwa pekerjaannya sering melibatkan pembunuhan individu yang “menjadi ancaman bagi keamanan nasional” secara rahasia. Selama masa kerjanya di Inggris, dia berlatih secara ekstensif sebagai ahli teknik dan ahli amunisi dan mengklaim “berpengalaman” dalam pembunuhan tidak konvensional yang melibatkan racun dan bahan kimia.

Pensiunan pembunuh Inggris tersebut mengatakan bahwa dia bekerja sebagai bagian dari sel tujuh orang yang dipercaya melakukan pembunuhan politik selama periode yang dia gambarkan sebagai “ketika MI5 beroperasi dengan pengawasan eksternal yang kurang”.

Kebanyakan korban sel paling rahasia ini adalah politisi, jurnalis, aktivis, dan pemimpin serikat pekerja.

Hopkins mengklaim bahwa Putri Diana adalah satu-satunya wanita yang pernah dia bunuh, menambahkan bahwa; “Dia satu-satunya target di mana perintah itu datang langsung dari keluarga kerajaan.” (Baca juga: GEMPAR! Putin Siap Beberkan Bukti Keluarga Buckingham Adalah Pembunuh Putri Diana)

Ketika ditanya tentang bagaimana perasaannya saat mengambil nyawa Putri yang dicintai Rakyat Inggris itu, dia mengatakan bahwa ada perasaan”campur aduk” saat harus menjalankan tugas ini. Ia menggambarkan Diana sebagai “wanita cantik yang baik hati” yang disayangkan nyawanya harus diambil paksa secara tragis, tapi “dia juga menempatkan Kerajaan Inggris dalam resiko “.

” Keluarga Kerajaan memiliki bukti bahwa dia berencana untuk menceraikan Charles, ” ujar Hopkins, menambahkan, “Dia tahu terlalu banyak rahasia Kerajaan, dia memiliki dendam besar dan akan mengumumkan segala macam klaim liar (mengenai kerajaan)”. (Baca juga: Sutradara Inggris Garap Film ‘kehidupan rahasia’ Keluarga Kerajaan Saudi)

“Bos saya mengatakan kepada saya bahwa dia harus mati, dia telah menerima perintah langsung dari Pangeran Philip, dan kami harus membuatnya terlihat seperti sebuah kecelakaan.”

“Saya belum pernah membunuh seorang wanita sebelumnya, apalagi seorang putri, tapi saya mematuhi perintah, saya melakukannya untuk Ratu dan negara,” tambahnya, mengklaim operasi tersebut dijalankan di bawah kontrol ketat dari Istana Buckingham dalam kerja sama langsung dengan media mainstream.

Konspirasi tingkat tinggi melibatkan kolusi antara media dan Istana untuk “menceritakan kisah mereka, memastikan semua orang berada pada halaman yang sama. Itu adalah operasi yang dijalankan dengan baik.”

Berbicara tentang para konspirator dalam operasi tersebut, Hopkins mengatakan: “Wartawan Inggris semua menurut kepada oligarki yang menginginkan kisah ksatria dari keluarga di Istana Buckingham.”

“Tidak ada kebebasan pers di Inggris, Kami bebas melakukan pembunuhan,” jelasnya.

Setelah diberitahu bahwa dia hanya memiliki waktu yang singkat di sisa hidupnya, Hopkins mengatakan bahwa dia akan menghabiskan minggu-minggu terakhirnya di rumah, namun dia mengaku bahwa dia merasa akan ditangkap setelah pengakuannya ini, atau bahkan mungkin dibunuh.

Dia menjelaskan bahwa dia akan ” pergi”. Jika sebuah penyelidikan dibuka karena pengakuannya maka itu tidak akan pernah selesai dan menjadi “sangat rumit” karena terbatasnya catatan mengenai operasi tersebut, dan bahwa sebagian besar rekannya sudah meninggal.

Hopkins mengklaim bahwa konspirator utama dalam pembunuhan Putri Diana adalah Pangeran Philip, namun mengatakan bahwa dia “tidak akan pernah dituntut dengan apapun, tentu saja”. “Jika Pangeran Philip pernah membiarkan dirinya dianalisis oleh psikiater saya yakin dia akan didiagnosis sebagai seorang psikopat.

Dia memiliki semua sifat gelap iblis. Jika kasus ini diselidiki, menurut Hopkins saksi yang paling penting adalah bosnya yang meninggal karena serangan jantung di” awal tahun 2000an “.

Ketika Hopkins ditanya mengapa dia tidak membuka rahasia ini sebelumnya, atau menolak pekerjaan saat itu, dia menjelaskan: “Agen MI5 bersumpah setia kepada Tahta,” “Kami tidak dapat bersikap tidak memihak saat berhubungan dengan keluarga kerajaan.” “Paling baiknya saya akan dituduh melakukan pengkhianatan, paling buruknya, Philip akan merancang nasib buruk bagiku.” (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca