Selasa, 25 Juli 2017,
ARRAHMAHNEWS.COM, NEW YORK – Utusan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Timur Tengah, Nickolay Mladenov memperingatkan bahwa dibutuhkan sebuah solusi mendesak untuk menyelesaikan krisis Masjid al-Aqsa di Yerusalem sebelum hari Jumat yang akan datang, karena jika tidak, maka ada potensi ancaman bencana kemanusiaan besar yang akan terjadi.
Ulah Israel yang memasang detektor logam di tempat masuk ke kompleks masjid Al-Aqsa di Yerusalem, dan pemasangan CCTV di dalam masjid, pasca insiden penembakan dua polisi Israel dan tiga warga Palestina pada 14 Juli lalu, telah memicu bentrokan paling berdarah antara Israel dan Palestina setelah bertahun-tahun.
Marah atas apa yang mereka anggap sebagai pelanggaran terhadap puluhan tahun aturan masuk yang sudah rumit di situs tersuci ketiga dalam Islam itu, orang-orang Palestina menolak untuk masuk melalui detektor logam, mereka melaksanakan sholat diluar masjid, dan melakukan protes berujung kekerasan akibat dipicu serangan tentara Israel.
“Sangat penting bahwa solusi terhadap krisis saat ini dapat dihasilkan sebelum hari Jumat,” kata Mladenov kepada wartawan setelah rapat tertutup dengan Dewan Keamanan PBB, sebagaimana dikutip Reuters, Selasa (25/07). “Bahaya di lapangan akan meningkat jika kita sampai di sholat Jum’at berikutnya tanpa resolusi.”
Ia juga mengingatkan bahwa krisis tersebut bukanlah persoalan di suatu tempat saja.
“(Krisis ini) memiliki potensi untuk menimbulkan bencana jauh melampaui tembok Kota Tua, jauh di luar Israel dan Palestina, jauh di luar Timur Tengah itu sendiri,” kata Mladenov.
15 anggota Dewan Keamanan mengadakan pertemuan untuk membahas krisis Yerusalem atas permintaan Swedia, Prancis dan Mesir.
Wakil Duta Besar Swedia untuk PBB, Carl Skau, memposting di Twitternya setelah pertemuan itu yang menyebut bahwa anggota Dewan Keamanan “menyetujui perlunya de-eskalasi, penghukuman terhadap pelaku kekerasan dan dialog mendesak untuk menenangkan ketegangan di Yerusalem.” (ARN)
Sebar:
