Amerika

Trump Buta Soal Geo-Politik

Kamis, 03 Juli 2017,

ARRAHMAHNEWS.COM, CALIFORNIA – Kritik Presiden AS Donald Trump terhadap China karena tidak menghentikan program nuklir dan rudal Korea Utara menunjukkan bahwa Trump tidak memiliki pemahaman tentang geo-politik. Seorang analis politik Amerika menyatakan hal ini pada Rabu (02/08). (Baca juga: China Kirim Puluhan Ribu Pasukan Khusus ke Suriah, Amerika Kena ‘Tampar’)

“Kecaman Presiden Trump terhadap China adalah gejala dari banyak kekurangan Trump,” ungkap Rodney Martin, mantan staf kongres yang berbasis di Los Angeles, California.

Trump dan rekannya dari China, Xi Jinping, mengadakan pertemuan tingkat tinggi pada bulan April di perkebunan Mar-a-Lago milik Trump di Palm Beach, Florida, dimana Trump mengatakan bahwa dia berharap Xi akan membantu menyelesaikan kebuntuan Korea Utara. (Baca juga: Intelijen: Rudal Korut Sanggup Hancurkan Sebagian Wilayah AS)

“Dia jelas tidak mengerti jabatannya dan percaya bahwa kunjungan singkat ke Mar-a-Lago dengan presiden China memiliki semacam kredibilitas jangka panjang dan pengaruh terhadap China di awal kepresidenannya,” kata Martin kepada Press TV pada hari Rabu (02/08).

“Dia jelas tidak memiliki pemahaman tentang geo-politik dan jelas tidak memiliki pemahaman tentang kompleksitas yang berkaitan dengan Korea Utara dan China,” tambahnya.

Saat ini pemerintahan Trump sedang frustrasi karena China tidak membantu AS dalam menghadapi program rudal dan nuklir Korea Utara. (Baca juga: Analis: Kisruh AS-Korut adalah Usaha Washington Monopoli Senjata Nuklir)

“Sepertinya dia berpikir bahwa China hanya bisa mengibaskan tangan dan memerintahkan Korea Utara apa yang harus dilakukan. Trump sepertinya mengira dia bisa menggertak dan melecehkan dan mengatakan kepada Kongres Amerika Serikat dan negara lain apa yang harus dilakukan, “kata Martin.

“Ia mengharapkan China mencampuri urusan kedaulatan negara lain, yakni Korea Utara,” tambahnya.

“Ini juga gejala pola pikir Amerika. Selama 70 tahun sejak 1945, AS telah menjelajahi seluruh dunia yang mencampuri urusan dalam negeri negara-negara berdaulat lainnya dan jika tidak melakukannya, ia akan menggunakan negara-negara proxy, seperti yang dilakukan di Timur Tengah dan dalam penggunaan Saudi untuk mencampuri urusan kedaulatan berbagai negara Timur Tengah”. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca