Amerika Latin

Maduro : Tuduhan Kecurangan Pemilu Dibuat oleh Musuh Internasional

Jum’at, 04 Agustus 2017,

ARRAHMAHNEWS.COM, CARACAS – Presiden Venezuela Nicolas Maduro menolak tuduhan bahwa pemungutan suara baru-baru ini untuk membentuk majelis nasional telah dicurangi, dengan menyebut klaim tersebut adalah “reaksi musuh-musuh internasional” negara itu. (Baca juga: Oposisi Venezuela Klaim 7 Juta Orang Berpartisipasi di Referendum Tak Resmi)

“Tidak ada yang bisa menodai proses ini, karena proses ini berlangsung secara transparan”, kata pemimpin Venezuela tersebut pada sebuah pertemuan dengan para delegasi yang terpilih di Majelis Konstituante yang baru tersebut pada hari Rabu (02/08).

Menurut data resmi yang dikeluarkan setelah pemilihan hari Minggu, sekitar delapan juta pemilih yang sah telah memberikan suara mereka untuk memilih 545 kursi majelis, yang akan menulis ulang konstitusi negara tersebut dan membubarkan parlemen yang saat ini dipimpin oleh oposisi. (Baca juga: Rusia Sesalkan Tindakan Oposisi Venezuela Picu Bentrokan dalam Pemilu)

Sebelumnya, Smartmatic Group yang berbasis di Inggris, perusahaan penyedia mesin pemungutan suara elektronik multinasional yang menyediakan hampir 24.000 mesin pemungutan suara kepada rakyat Venezuela untuk memberikan suaranya secara elektronik, mengklaim pada hari yang sama bahwa sejumlah pemilih telah “dipalsukan.”

“Kami memperkirakan perbedaan antara partisipasi aktual dan yang diumumkan oleh pihak berwenang setidaknya satu juta suara,” kata CEO Smartmatic Antonio Mugica pada sebuah konferensi pers di London.

Maduro, bagaimanapun, menuduh perusahaan perangkat lunak internasional itu tunduk pada tekanan AS untuk menimbulkan keraguan atas majelis, dengan bersumpah bahwa otoritas pemilihan akan melakukan “audit 100 persen”. (Baca juga: Maduro Atas Sanksi AS: Ini Ilegal dan Kurang Ajar)

Pemimpin Venezuela tersebut tidak hanya meyakinkan bahwa jumlah resmi pemilih yang memberikan suara berjumlah lebih dari 8 juta suara, namun juga mengatakan bahwa tambahan 2 juta orang lainnya akan berpartisipasi dalam pemilihan tersebut jika mereka tidak dihalangi oleh pemrotes anti-pemerintah.

Maduro juga mengkritisi akurasi pemberitaan Reuters yang menyebut hanya ada 3,7 pemilih hingga 17.30 waktu setempat, saat pemungutan suara berlangsung, Minggu. Data itu dilaporkan berdasarkan dokumen internal dewan dewan pemilihan umum. (Baca juga: Maduro ke Trump: Hentikan Campur Tangan atau Hengkang dari Venezeula)

Majelis terpilih awalnya dijadwalkan untuk mulai bekerja pada hari Kamis, namun Maduro menundanya hingga Jumat untuk menghadapi rencana oposisi melakukan demonstrasi bsar-besaran.

“Telah diusulkan agar peresmian Majelis Konstituante Nasional, akan diatur dengan damai dan tenang, dengan semua protokol yang diperlukan, pada hari Jumat pukul 11:00 pagi,” katanya. (ARN)

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: