arrahmahnews

Dokter Jepang Ceritakan Pengalaman Mengerikan di Mosul

Senin, 07 Agustus 2017,

ARRAHMAHNEWS.COM, TOKYO – Seorang perawat Jepang yang memberikan bantuan medis darurat kepada penduduk Mosul akibat perang di Irak utara, menceritakan pengalaman mengerikannya dalam sebuah wawancara dengan media negara itu. (Baca juga: Liput Kondisi Mosul, Seorang Wartawan Diserang Sniper Tak Dikenal)

Dalam wawancaranya kepada The Asahi Shimbun,Yuko Shirakawa, 43 th, yang bekerja untuk organisasi nonpemerintah internasional Medecins Sans Frontieres (MSF/Doctors Without Borders), menjalankan misi sebulan penuh di Mosul, yang saat itu menjadi kubu pertahanan kelompok militan Islam (ISIS).

Shirakawa dikirim pada akhir Juni ke Rumah Sakit Al Taheel di Mosul timur, sekitar 4 kilometer dari Kota Tua, yang berada di garis depan pertempuran. Dia melatih perawat Irak di ruang operasi dan melakukan hingga 10 operasi bedah per hari. (Baca juga: Ketika Anak-anak Mosul Ceritakan Kekejaman ISIS)

Mereka yang dibawa ke rumah sakit antara lain pasien dengan luka tembak, terluka dalam ledakan, dan orang-orang korban serangan bunuh diri oleh militan ISIS,” tutur Shirakawa sebagaimana dikutip The Asahi Shimbun, Senin (07/08).

Beberapa pasien tidak dapat menerima perawatan untuk luka mereka beberapa lama karena mereka ditahan oleh ISIS dan tidak dapat melarikan diri.

Seorang wanita berusia 26 tahun, yangakhirnya lolos, tidak bisa mendapatkan perawatan untuk patah tulangnya atau makan makanan dalam waktu lama. “Ia menderita kekurangan gizi, benar-benar tinggal kulit dan tulang,” kata Shirakawa. (Baca juga: Fatwa Gila ISIS, Halal Perkosa Wanita)

Seorang wanita berusia 50 tahun mengeluh dengan berlinang air mata, saat terbangun karena anestesi, dia ingin mati. Dia telah kehilangan suaminya, empat anak dan satu kakinya, kata Shirakawa.

“Orang-orang Irak, pasien dan petugas medis di rumah sakit itu telah sama-sama menjadi korban peraturan kekerasan dan teror tiga tahun ISIS. Perhatian psikologis telah muncul sebagai isu utama, dan MSF telah mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengirim psikoterapis,” Shirakawa mengatakan.

“Begitu dalam luka yang diterima rakyat Irak,” tambahnya. “Apa yang kita lihat hanyalah awal dari proses sebenarnya.”

Shirakawa meninggalkan Jepang lagi pada akhir Juli lalu untuk memberikan bantuan di Suriah setelah beberapa hari pulang sementara. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca