Senin, 28 Agustus 2017
ARRAHMAHNEWS.COM, MEKSIKO – Meksiko menegaskan bahwa pihaknya tidak akan membayar untuk pembangunan tembok di perbatasan dengan AS “dalam keadaan apapun”.
Komentar ini dikeluarkan beberapa jam setelah Presiden Donald berkicau di Twitter pada hari Minggu (27/08) kembali menekankan janjinya untuk membuat Meksiko membayar pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko, beberapa hari setelah mengancam akan “menutup” pemerintahan.
“Karena Meksiko menjadi salah satu negara dengan kejahatan tertinggi di dunia, kita harus membangun dinding tersebut,” kicau Trump dalam akun Twitternya, menambahkan bahwa, Meksiko akan membayarnya melalui penggantian atau cara lainnya.
Namun, Kementerian Luar Negeri Meksiko dengan cepat menanggapi pernyataan itu, dengan mengatakan bahwa negaranya tidak akan membayar tembok atau penghalang perbatasan lainnya “dalam keadaan apapun.”
“Penentuan ini bukan bagian dari strategi negosiasi Meksiko, tapi sebuah prinsip kedaulatan nasional dan martabat,” bunyi pernyataan tersebut.
Sebuah dinding tidak dapat menghentikan “obat-obatan terlarang, senjata dan perdagangan uang antara kedua negara,” tambah kementerian tersebut, menggambarkan bahwa kejahatan-kejahatan tersebut merupakan tantangan yang perlu ditangani pada akarnya “atas dasar prinsip tanggung jawab bersama, kerja sama tim dan saling percaya . “
Selama kampanye pemilihannya sebelum pelantikannya pada bulan Januari, Trump telah berjanji untuk membangun sebuah dinding di perbatasan selatan dan meminta Meksiko membayarnya.
Presiden AS itu selama beberapa bulan terakhir mendesak Kongres untuk mengalokasikan uang bagi rencana tersebut dan meminta Meksiko membayar kembali, sebagai gantinya.
Pejabat di Mexico City telah berulang kali menolak jalan apapun untuk mendanai tembok perbatasan Trump.
Dalam twitternya itu Trump juga menyinggung mengenai NAFTA, perjanjian trilateral antara AS, Meksiko dan Kanada. Ia menekankan sedang melakukan pembicaraan untuk menegosiasikan kembali NAFTA dengan Meksiko dan Kanada, dan menyebutnya sebgai kesepakatan perdagangan terburuk yang pernah dibuat. Ia juga mengatakan mengatakan bahwa AS mungkin harus segera keluar dari kesepakatan tersebut.
Di lain pihak, Kementerian Luar Negeri Meksiko menyatakan bahwa negaranya tidak akan menegosiasikan NAFTA atau aspek lain dari hubungan bilateral “melalui jaringan sosial atau media.”
Menteri luar negeri Meksiko, Luis Videgaray mengatakan bahwa perundingan NAFTA akan terus berlanjut dan jika Trump benar-benar ingin keluar dari perjanjian tersebut, dia pasti sudah melakukannya.
Babak perundingan berikutnya dijadwalkan pada 1-5 September di Meksiko. AS, Meksiko, dan Kanada mengakhiri babak pertama perundingan dengan sebuah pernyataan bersama yang mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk menyelesaikan negosiasi dengan segera. (ARN)
