Selasa, 12 September 2017,
ARRAHMAHNEWS.COM, AMMAN – Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dalam sebuah konferensi pers dengan rekannya dari Jordania, Ayman Safadi, di Amman pada hari Senin (11/09), menekankan bahwa kehadiran pihak asing di tanah dan wilayah udara Suriah tanpa persetujuan pemerintah Suriah adalah melanggar hukum internasional.
Baca: Assad: Setiap Pasukan Asing yang Masuk Tanpa Izin di Suriah adalah Penjajah
“Sejak awal, kami telah secara konsisten mengambil sikap yang sangat jelas. Siapapun yang berada di tanah Suriah, atau di wilayah udara Suriah, tanpa persetujuan pemerintah Suriah, adalah melanggar hukum internasional, “kata Lavrov sebagaimana dikutip kantor berita Suriah, SANA.
“Rusia, serta perwakilan Iran, termasuk perwakilan gerakan Hizbullah, bekerja di sini atas undangan langsung otoritas Suriah yang sah,” tambahnya kemudian.
Baca: Patriarch Aphram II: Suriah Mampu Selesaikan Masalah Tanpa Campur Tangan Asing
Namun, “beberapa tamu yang tidak diinginkan dengan senjata di tangan mereka berada di wilayah Suriah,” ungkap Lavrov mengacu pada AS. “Karena kami melihat kemungkinan untuk bekerja sama dengan mereka dalam perang melawan teror untuk kepentingan semua warga Suriah, kontak semacam itu didirikan,” tambahnya.
Lavrov menunjukkan bahwa banyak anggota koalisi AS melakukan standar ganda dengan berusaha mempertahankan Jabhat al-Nusra. Ia menekankan bahwa ini sama sekali tidak dapat diterima, karena Jabhat al-Nusra dan ISIS terdaftar dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai organisasi teroris.
Baca: Lebih dari 40.000 Teroris Asing Terlibat Konflik di Suriah
Lavrov mengatakan bahwa Rusia dan Yordania memiliki sikap yang sama dalam menyelesaikan krisis di Suriah, meluncurkan proses politik sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB dan menghormati kedaulatan serta integritas teritorial Suriah dan hak orang-orang Suriah untuk menentukan masa depan negara mereka, menunjukkan bahwa kedua belah pihak membahas situasi terkait pembentukan zona de-eskalasi di selatan Suriah.
Sementara itu, menteri luar negeri Yordania mengatakan bahwa ia mendiskusikan dengan mitranya dari Rusia mengenai zona de-eskalasi di Suriah dan kemajuan menuju solusi politik terhadap krisis dan komitmen bersama dalam perang melawan terorisme, menunjukkan bahwa negaranya mendukung perundingan Astana dalam kasus ini. (ARN)
