Amerika

Gedung Putih Bantah Minta PM Malaysia Menginap di Hotel Trump saat Kunjungi AS

Rabu, 13 September 2017

ARRAHMAHNEWS.COM, WASHINGTON DC – Gedung Putih membantah adanya kesepakatan dengan Perdana Menteri Malaysia Najib Abdul Razak untuk menginap di Trump International Hotel dalam kunjungannya ke Amerika Serikat untuk bertemu dengan Presiden AS Donald Trump kemarin.

Sekretaris pers Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders mengatakan kepada wartawan pada hari Selasa bahwa tidak ada upaya yang dilakukan untuk membuat perdana menteri menginap di hotel presiden dan Razak membuat “keputusan itu secara pribadi”.

Pemimpin Malaysia tersebut dilaporkan menginap di Trump International Hotel di Pennsylvania Avenue.

“Saya tidak yakin apakah itu ada. Saya tidak perhatikan bahwa itu pernah dibahas, “kata Sanders. “Kami tentu saja tidak memesan akomodasi hotel mereka, jadi saya tidak dapat berbicara dengan keputusan pribadi yang mereka buat tentang tempat tinggal di sini, di DC.”

 

Perdana Menteri Malaysia itu mengunjungi Trump di Gedung Putih di tengah penyelidikan yang sedang berlangsung oleh Departemen Kehakiman AS mengenai dugaan pencucian uang yang melibatkan miliaran dolar.

Presiden tidak menyebutkan apapun mengenai penyelidikan Razak dalam pidato singkat yang ia buat sampaikan jelang pertemuan bilateral tersebut.

“Saya hanya ingin mengatakan bahwa ini adalah kehormatan untuk menerima anda di sini,” kata Trump kepada Razak. “Merupakan suatu kehormatan untuk menerima delegasi anda bersama kami.”

Pertemuan ini disebut-sebut akan fokus membahas masalah-masalah keamanan, bukan menyangkut langkah baru-baru ini Departemen Kehakiman AS menyelidiki skandal korupsi Malaysia.

Kunjungan ini penting untuk Najib yang sedang menghadapi Pemilu tahun depan dan ingin mengisyaratkan keterbukaannya kepada Gedung Putih kendati Departemen Kehakiman AS memutuskan menyelidiki badan dana negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB).

Najib adalah pendiri lembaga dana yang sedang dihadapkan kepada tuduhan pencucian uang di paling sedikit enam negara termasuk AS, Swiss dan Singapura. Najib sendiri membantah telah berbuat salah.

“Trump berencana berbicara dengan Najib mengenai provokasi nuklir Korea Utara dan cara AS-Malaysia berbuat lebih dalam mengatasi ekspansi ISIS di Asia Tenggara,” kata Juru Bicara Gedung Putih itu kepada wartawan seperti dikutip Reuters, menambahkan “Laut China Selatan juga akan menjadi bagian yang dibahas, selain perdagangan dan investasi.” (ARN)

 

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca