arrahmahnews

Otoritas Saudi Tahan 20 Pangeran di Tengah Isu Penobatan Bin Salman Sebagai Raja Baru

Senin, 11 September 2017,

ARRAHMAHNEWS.COM, ARAB SAUDI – Pasukan keamanan Saudi dilaporkan telah menangkap hampir 20 orang yang aktif menentang monarki absolut di kerajaan Teluk Persia, dalam 24 jam terakhir.

Baca: Warbler Saudi: Pasukan bin Salman Serang Rumah & Tangkap Pangeran Abdul Aziz bin Fahd

Menurut beberapa sumber dan tweet tak dikenal oleh organisasi hak asasi manusia, wartawan dan Pangeran Abdul Aziz Bin Fahd al Saud, putra mantan Raja Fahd, termasuk di antara mereka yang ditangkap.

Penangkapan tersebut dilakukan di tengah laporan bahwa Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud berencana untuk meninggalkan kekuasaan dan mengangkat putranya Mohammed bin Salman menjadi Raja berikutnya.

Sumber tersebut mengatakan di antara para tahanan juga ada dua ulama, yang diidentifikasi sebagai Salman al-Odah dan Awad al-Qarni yang telah memicu kontroversi di masa lalu mengenai pendapat mereka tentang kehidupan sosial di Arab Saudi.

Baca: Mujtahid: Bin Salman Akan Deklarasikan Dirinya Sebagai Raja ‘Hari ini atau Besok’

Kelompok hak asasi manusia Saudi AlQST melaporkan bahwa Odah, yang dipenjara dari tahun 1994-99 karena melakukan agitasi untuk perubahan politik dan memiliki 14 juta pengikut di Twitter, ditangkap pada Sabtu malam karena menyatakan dukungan mediasi guna menyelesaikan perselisihan antara Arab Saudi dan Qatar di akun Tiwtternya.

“Semoga Tuhan menyelaraskan antara hati mereka demi kebaikan bangsanya,” tulis Odah di Twitter, mengacu pada telepon yang dibuat antara pangeran mahkota Saudi dan penguasa Qatar di mana kedua pemimpin tersebut menekankan perlunya menyelesaikan krisis melalui dialog.. Riyadh telah menunda rencana untuk negosiasi beberapa menit kemudian.

Pasukan rezim juga menahan al-Qarni, ulama lain dengan dugaan 2,2 juta pengikut Twitter. Para aktivis oposisi yang diasingkan Saudi telah menyerukan demonstrasi pada 15 September dalam upaya untuk menggalang oposisi terhadap keluarga kerajaan. Sejak berdirinya Arab Saudi sebagai monarki absolut pada tahun 1932, sistem ini telah dikenal secara efektif sebagai sebuah kediktatoran dan kerajaan turun temurun.

Baca: Pelarian Ajudan Bin Nayef ke Luar Negeri Bikin Bin Salman Stres Berat

Kerajaan sedang berjuang dengan harga minyak yang anjlok. Rezim Al Saud juga menghadapi kritik atas kampanye militer mematikan melawan negara tetangga Yaman, yang diluncurkan pada 26 Maret.

Selain itu kebijakan Riyadh juga telah menyebabkan krisis di Timur Tengah, terutama di Suriah dan Irak. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca