arrahmahnews

Irak-Iran Latihan Militer Bersama di Perbatasan Kurdistan

Minggu, 01 Oktober 2017

ARRAHMAHNEWS.COM, TEHERAN – Seorang komandan militer senior Iran mengatakan bahwa Iran dan Irak akan mengadakan latihan militer gabungan di sepanjang perbatasan mereka dengan wilayah Kurdistan dalam beberapa hari mendatang sesuai dengan kebijakan Teheran untuk mendukung pemerintah pusat Baghdad, setelah referendum kemerdekaan baru-baru ini di wilayah semi otonomi tersebut.

“Manuver bersama, yang [dijuluki] Eqtedar (Kekuatan) ini, akan laksanakan oleh Angkatan Bersenjata Iran dan unit tentara Irak di sepanjang perbatasan bersama kedua negara,” kata Wakil Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Brigadir Jenderal Massoud Jazayeri pada hari Sabtu (30/09) .

Meski ditentang pemerintah Baghdad, Pemerintah Daerah Kurdistan (KRG) mengadakan referendum yang tidak mengikat pada 25 September untuk memisahkan diri dari pemerintah pusat di Baghdad.

Hasil resmi diklaim pemerintahan Barzani menunjukkan 92,73 persen pemilih mendukung pemisahan diri. Jumlah pemilih tercatat sebesar 72,61 persen.

Pihak-pihak utama regional dan internasional telah menyuarakan keprihatinan serius mengenai langkah separatis tersebut, dengan mengatakan bahwa hal itu akan menumpuk masalah di negara tersebut, yang sudah sibuk dengan operasi kontra-terorisme terhadap Daesh/ISIS.

Jazayeri lebih lanjut mengatakan bahwa para komandan tingkat tinggi Angkatan Bersenjata Iran telah mengadakan sebuah pertemuan, yang diketuai oleh Kepala Staff Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Mohammad Baqeri, pada hari sebelumnya untuk membahas permintaan resmi pemerintah Irak terhadap Teheran setelah referendum

Ia menambahkan bahwa pertemuan tersebut “sejalan dengan kebijakan yang dideklarasikan oleh Republik Islam Iran untuk membantu menjaga solidaritas dan integritas teritorial Irak dan mengikuti sebuah permintaan dari pemerintah pusat Irak untuk bekerja sama dengan Republik Islam Iran mengenai pembentukan pusat otoritas pemerintah di terminal perbatasan kedua negara. “

Jazayeri menekankan bahwa para peserta pada pertemuan tersebut sekali lagi menekankan pentingnya menjaga integritas wilayah Irak dan menyuarakan penolakan mereka terhadap referendum “ilegal” yang diadakan di wilayah Kurdistan utara.

Mereka juga mengadopsi “keputusan penting untuk membangun keamanan di sepanjang perbatasan dan menerima pasukan pemerintah pusat Irak untuk ditempatkan di pos perbatasan,” tambahnya.

Pertemuan Sabtu diadakan tiga hari setelah kepala staf Angkatan Bersenjata Iran dan mitranya dari Irak, Mayjen Othman al-Ghanmi mengadakan pembicaraan di Teheran. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca