Amerika

Erdogan: Staf Konsulat AS yang Ditahan Turki adalah Mata-mata

Kamis, 12 Oktober 2017

ARRAHMAHNEWS.COM, BEOGARD – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Selasa mencap staf konsulat A.S. yang ditangkap oleh otoritas Turki sebagai mata-mata dan mengatakan bahwa hak Turki untuk mengambil langkah-langkah melawan “ancaman internal”.

Berbicara di sebuah konferensi pers di Beograd, Serbia, Erdogan juga menuduh duta besar AS untuk Turki telah merusak hubungan antara sekutu-sekutu NATO dengan menangguhkan penerbitan visa kepada warga Turki di misi diplomatik AS setelah penangkapan Metin Topuz, seorang warga Turki yang dipekerjakan di Konsulat AS di Istanbul.

A.S. menunda permohonan visa pada hari Minggu yang mengatakan bahwa mereka ingin menilai ulang komitmen Turki terhadap keselamatan personil A.S. Turki membalas dengan menghentikan layanan visa di A.S.

“Bagaimana mata-mata ini menyusup ke konsulat Amerika? Jika mereka tidak menyusup ke konsulat Amerika, siapa yang menempatkan mereka di sana?” ujar Erdogan sebagaimana dikutip ABC News, Rabu (11/10), dalam konferensi pers di samping presiden Serbia. “Tidak ada negara yang mengizinkan mata-mata semacam itu yang menimbulkan ancaman internal,” tambahnya mengacu pada Topuz yang merupakan pegawai konsulat kedua yang ditangkap oleh pihak berwenang Turki.

Otoritas Turki menuduh Topuz melakukan spionase dan tuduhan terkait dengan gerakan ulama Fuhullah Gulen yang berbasis di AS, yang menurut Turki berada di balik kudeta gagal tahun lalu.

Sebelumnya, Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mengatakan bahwa Turki tidak memerlukan izin Washington untuk mengadili warga negaranya dan mengecam AS atas penangkapan seorang bankir Turki atas dugaan perannya dalam membantu Iran lolos dari sanksi AS, dan karena kegagala AS untuk mengekstradisi Gulen.

Duta Besar AS John Bass mengatakan dalam sebuah pesan video yang dirilis Senin malam bahwa pihak berwenang Turki telah gagal menunjukkan bukti terhadap Topuz dan bahwa dia tidak memiliki akses yang memadai terhadap seorang pengacara. Dia juga mengatakan penangkapan tersebut “menimbulkan pertanyaan apakah tujuan beberapa pejabat adalah untuk mengganggu kerja sama lama antara Turki dan AS.”

Hubungan antara dua sekutu NATO ini memang sudah retak karena kehadiran Gulen di Amerika Serikat dan dukungan Washington untuk milisi Kurdi Suriah, yang oleh Turki dianggap sebagai teroris karena hubungan mereka dengan militan Kurdi yang memerangi Turki. Selain itu, dakwaan AS terhadap pengawal Erdogan yang terlibat dalam kekerasan dan terhadap bankir serta mantan menteri ekonomi Turki yang dituduh berkomplot untuk melanggar sanksi AS, telah memperdalam keretakan tersebut.

Pemerintah Turki menuduh Topuz terlibat dalam kudeta gagal yang diyakini Erdogan didalangi Gulen. Kantor berita Anadolu melaporkan bahwa Topuz pernah kedapatan berkomunikasi dengan pejabat kepolisian saat menjalani pemeriksaan dalam kasus dugaan korupsi 2013.

Setelah itu, dia dianggap terlibat dalam kudeta gagal tahun lalu. ”Dia berperan sebagai mata-mata dalam upaya menggulingkan pemerintahan dan merombak konstitusi,” kata seorang pejabat pemerintah Turki kepada Anadolu. Atas semua tuduhan itu, Topuz membantah.

Dubes AS di Turki, John Bass mengatakan itu adalah bagian dari tugas Topuz untuk berhubungan dengan petugas polisi. (ARN)

 

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca