arrahmahnews

Sujiwo Tejo: Hanya Orang Pesantren yang Beragama dengan Tersenyum

Selasa, 17 Oktober 2017

ARRAHMAHNEWS.COM, JAKARTA – Seusai mengisi acara pembacaan puisi di Gedung Graha Bakti Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin (16/10) malam. Sujiwo Tejo menegaskan bahwa menguatnya radikalisme dan intoleransi yang terjadi di Indonesia khususnya dan di dunia umumnya menjadi persoalan yang perlu penanganan serius oleh berbagai pihak termasuk Nahdlatul Ulama (NU).

Maka dari itu, Indonesia sebagai negara yang sangat beragam, baik agama, suku, bahasa, budaya dan lainnya, patut bangga terhadap keberadaan NU yang mempunyai basis pesantren untuk terus menjaga Indonesia dari radikalisme dan intoleransi tersebut. Menurutnya, santri dan pesantren merupakan potensi dalam hal toleransi di Indonesia.

Baca: Habis Minta Maaf, Gur Nur Sebut Banser Pengkhianat

“Kalau di pesantren atau NU diajarkan bahwa toleransi itu dari dulu sudah tinggi,” kata pria yang kerap dipanggil Mbah Tejo ini.

“Santri sangat dibutuhkan untuk kecenderungan global yang makin mengekstremkan (dalam hal) agama,” jelas pria kelahiran Jember, Jawa Timur ini.

Pria berumur 55 tahun ini menyebut bahwa cara beragama yang dijalankan pesantren itu luwes, dan menebar rahmat.

Baca: Jokowi Safari ke Para Kiai dan Santri

“Beragama dengan tersenyum itu pesantren saja,” katanya.

Acara pembacaan puisi sendiri diselenggarakan Kementerian Agama dalam rangka memperingati hari santri yang ke-2 dengan tema Merawat Keberagaman dan Memantapkan Keberagamaan.

Turut menjadi pembaca puisi pada malam tersebut, Menteri Agama H Lukman Hakim Saifuddin, Kamaraudin Amin, Abidah El Kholiqie, Habiburrahman El Shirazy, Sosiawan Leak, KH Husein Muhammad, Jamal D. Ramah, Acpe Zam Zam Noor, Ahmad Tohari, Sutardji Calzoum Bachri, D. Zawawi Imron dan lain-lain. (ARN)

Sumber: NUonline

 

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: