Sabtu, 28 Oktober 2017,
ARRAHMAHNEWS.COM, RIYADH – Serangan besar-besaran kelompok teroris di Suriah pada tanggal 18 Maret 2013, berupa serangkaian serangan rudal ke berbagai sasaran penting di jantung Damaskus, termasuk Istana Presiden dan bandara Internasional ternyata dilakukan atas perintah langsung Pangeran Salman bin Sultan, anggota keluarga kerajaan Saudi.
Baca: Aktifis; Rusia Bantai Teroris ISIS, Amerika dan Saudi Panik di Suriah
Laporan the Intercept mengungkap bahwa menurut sebuah dokumen rahasia Badan Keamanan Nasional AS (NSA) yang diungkap oleh whistleblower Edward Snowden, serangan roket brutal yang terjadi pada Maret 2013 itu secara langsung dipesan oleh seorang anggota keluarga kerajaan Saudi, Pangeran Salman bin Sultan.
pic.twitter.com/VFo89hgtez وثيقة لوكالة الأمن القومي الأميركي:
الأمير سلمان بن سلطان أصدر أمراً للجيش الحربقصف دمشق وزودهم بـ150 طن المتفجرات👇— ana wbas (@ana_wbas3) October 26, 2017
Serangan tersebut dilaksanakan atas nama aksi pemberontakan yang dilakukan oleh “pemberontak moderat” di bawah bendera Pasukan Pembebasan Suriah (FSA), dengan menargetkan istana kepresidenan, Bandara Internasional Damaskus, dan sebuah kompleks keamanan pemerintah.
Baca: Rusia Hajar ISIS di Suriah, Putra Mahkota Saudi Mendadak ke Rusia
Dokumen tersebut yang diklaim sebagai hasil pengawasan pemerintah AS terhadap faksi-faksi oposisi Suriah menyatakan bahwa Pangeran Salman memasok langsung 120 ton bahan peledak dan persenjataan lainnya kepada teroris FSA, dan memberi mereka instruksi untuk “membombardir Damaskus” dan “meratakan” bandara Internasionalnya. (ARN)