Rabu, 15 November 2017,
MOSKOW, ARRAHMAHNEWS.COM – Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, telah menekankan bahwa kehadiran penasihat militer Iran di Suriah adalah sah.
Pada hari Selasa (14/11), Lavrov menolak adanya laporan mengenai penarikan penasihat Iran dalam pembicaraan antara Moskow dan Washington, menekankan bahwa tidak ada janji semacam itu yang dibuat.
Baca: Shadow Commander Kembali Muncul di Medan Perang Suriah
Iran, bersama dengan Rusia, memiliki misi penasehat militer di Suriah yang bertujuan untuk memperkuat tentaranya di medan perang melawan terorisme. Moskow juga telah menyediakan dukungan serangan udara untuk serangan darat Suriah. Pasukan Suriah juga menerima bantuan dari pejuang gerakan perlawanan Hizbullah Libanon.
Pada hari Sabtu, Presiden AS Donald Trump dan mitranya dari Rusia Vladimir Putin menegaskan upaya bersama untuk menstabilkan negara Arab yang dilanda perang itu setelah militansi dukungan asing di negara tersebut dihancurkan. Bagian dari upaya tersebut dikatakan diantaranya adalah perluasan gencatan senjata Juli di segitiga barat daya yang berbatasan dengan Israel dan Yordania.
Lavrov selanjutnya menuduh Washington mendukung para teroris asing dan kelompok oposisi bersenjata, mengatakan bahwa AS bahkan mencoba untuk membebaskan teroris di kota Bukamal, di perbatasan antara Suriah dan Irak.
Baca: Inilah Sumpah Shadow Commander kepada Teroris ISIS
“Angkatan udara AS berusaha mencegah serangan udara Rusia terhadap Daesh di wilayah Bukamal, Suriah dekat perbatasan Irak,” katanya.
Sebelumnya pada hari itu, Kementerian Pertahanan Rusia menuduh AS hanya berpura-pura memerangi terorisme di Timur Tengah, dengan mengatakan bahwa pihaknya memiliki “bukti yang meyakinkan” bahwa Washington menyediakan perlindungan udara untuk Daesh di Suriah.
Didukung oleh sekutu mereka, pasukan pemerintah Suriah telah berhasil melakukan pukulan keras terhadap kelompok teroris, yang telah menimbulkan malapetaka di negara Arab itu sejak awal 2011. (ARN)
Sebar:
