Arab Saudi

Rouhani: Saudi Tunjukkan Permusuhan dengan Iran untuk Tutupi Kegagalan

Rabu, 29 November 2017

TEHERAN, ARRAHMAHNEWS.COM – Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan bahwa permusuhan Riyadh terhadap Tehran adalah upaya untuk menutupi kegagalan regional dan masalah domestiknya.

“Arab Saudi sedang mencoba untuk memecahkan dua masalah, ini kenapa mereka kemudian menampakkan permusuhan terhadap Iran,” kata Rouhani dalam sebuah wawancara di televisi pada hari Selasa (28/11).

Baca: Di KTT Anti-Terorisme, Saudi Jadikan Perlawanan Palestina sebagai Contoh Teroris

Ia mencatat bahwa masalah pertama Saudi adalah untuk menutupi kegagalan regionalnya.

“Arab Saudi tidak berhasil di Qatar, tidak berhasil di Irak, di Suriah dan baru-baru ini di Lebanon. Di semua area ini, mereka tidak berhasil, “kata Rouhani dalam wawancara langsung di televisi pemerintah. “Jadi mereka ingin menutupi kekalahan mereka.”

Rouhani mencatat bahwa masalah kedua Riyadh adalah munculnya gelombang “perbedaan internal dan kekacauan di kerajaan.”

Baca: Arab Saudi Mencari Dukungan di Liga Arab untuk Resolusi Anti-Iran

Dalam sebuah wawancara dengan New York Times yang dipublikasikan pada hari Kamis, Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman membuat analogi antara pengaruh regional yang berkembang di Iran dan kebijakan hegemoni Jerman di era Hitler dan berkata, “Kami belajar dari Eropa bahwa kompromi tidak berjalan baik.”

Arab Saudi telah dengan terbuka melakukan provokasi terhadap Iran. Awal tahun ini, Mohammed bin Salman mengancam akan memindahkan “pertempuran” ke Iran.

Baca: Iran Kecam Komentar Murahan Pangeran Mahkota Arab Saudi

Sementara itu, Presiden Iran menegaskan kembali bahwa kebijakan luar negeri Iran didasarkan pada penyelesaian isu-isu regional melalui dialog, bukan konfrontasi.

Ia mengatakan bahwa hubungan regional Iran pada umumnya meningkat, terutama dengan Turki, Irak, Afghanistan, Pakistan dan Qatar.

Mengacu pada kesepakatan nuklir bersejarah Iran, Rouhani menekankan bahwa JCPOA (the Joint Comprehensive Plan of Action) telah menghasilkan “keuntungan yang tidak dapat dihancurkan” untuk negara tersebut.

JCPOA dicapai antara Iran dan kelompok negara P5 + 1 – yaitu Amerika Serikat, Rusia, China, Prancis, dan Inggris ditambah Jerman – pada bulan Juli 2015. Berdasarkan kesepakatan tersebut, Iran berusaha menerapkan batasan-batasan tertentu untuk program nuklirnya dalam pertukaran untuk penghentian semua sanksi terkait nuklir terhadap Teheran. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca