arrahmahnews

Kalah di Suriah dan Irak, ISIS Pindahkan Khilafahnya ke Afghanistan

Selasa, 09 Januari 2018,

ARRAHMAHNEWS.COM, TIMUR TENGAH – Organsasi Teroris Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) tengah mengalami serangkaian kekalahan di Timur Tengah. Wilayah kekuasaan mereka di Irak maupun di Suriah pun semakin menyempit dari hari ke hari.

Surat kabar Spanyol “La Vanguardia” telah menerbitkan sebuah laporan mengenai upaya organisasi teroris ISIS untuk membangun “khilafahnya” di negara ketiga, setelah kekalahan yang mereka alami di benteng-benteng lamanya di Suriah dan Irak pada tahun 2017 lalu.

Baca: Para Pilot Pemberani Suriah Hancurkan Ibukota Khilafah ISIS

Surat kabar Spanyol ini mengatakan dalam laporannya bahwa proses pembebasan daerah-daerah kantong terakhir ISIS di Irak dan Suriah tampak lebih sulit pada periode ini. Pada saat bersamaan, organisasi teroris ISIS mencari wilayah baru pada tahun 2018 ini untuk memaksakan kehadirannya di wilayah tersebut.

Terlepas dari kenyataan bahwa perang ISIS yang sedang berlangsung dalam skala global dan tidak ada negara yang luput dari serangan teroris, namun organisasi teroris ISIS tetap ingin memusatkan perhatian dan kekuasaannya pada tiga wilayah utama. Sementara itu, organisasi teroris ISIS berusaha menghindari kekalahan besar yang dialami di benteng utamanya di Suriah dan Irak dan kembali membangun “khilafahnya” di Afghanistan yang mereka anggap sebagai tempat yang tepat.

Baca: PM Irak: Khilafah Palsu ISIS Telah Berakhir

Surat kabar tersebut menambahkan bahwa wilayah-wilayah yang menjadi perhatian utama ISIS diantaranya Afrika, Mesir dan Afghanistan. Di benua Afrika, ISIS tertarik pada Libya dan daerah pesisir, dan dari wilayah inilah ISIS akan menyebarkan terorisme di Eropa, Chad, Mali dan Niger. Adapun di Mesir, semenanjung Sinai juga menjadi target utama serangan ISIS. Di Afghanistan, ISIS memanfaatkan kerapuhan negara dan menghancurkan total negaranya untuk memastikan kekuasaannya di negara tersebut dan mendirikan “khilafahnya”.

Perlu diingat bahwa tahun lalu merupakan tahun yang sangat berdarah untuk Afghanistan, sebuah negara yang sama sekali tidak aman. Kehancuran negara ini disebabkan oleh meningkatnya aktivitas ISIS di negara ini, di mana ISIS melancarkan serangannya dengan begitu ganas terhadap semua pihak yang tidak mendukung atau yang menentangnya, termasuk Taliban.

Surat kabar ini menyebutkan bahwa pemerintah Ashraf Ghani Ahmedzai tidak mampu menghadapi konsekuensi mengerikan dari serangan teroris di Afghanistan dan ia tidak mampu menyembunyikannya. Hal ini menegaskan akan bahayanya situasi di Afghanistan, termasuk bahaya yang mengancam ibukota Kabul. Kementerian Luar Negeri Spanyol bahkan menyarankan kepada rakyat Spanyol untuk tidak berpergian ke negara ini. Kementerian Spanyol mengambil langkah ini dengan pertimbangan atas meningkatnya aksi para teroris ISIS dan ketidak mampuan AS dalam memberikan dukungan kepada pasukan keamanan Afghanistan untuk membawa negara tersebut keluar dari serangan brutal yang terus terjadi.

Baca: ISIS buka Saluran Telegram ‘Pasar Khilafah’ untuk Jual Budak Seks

Sementara itu, analis CIA, Ron Aledo dan penasihat polisi di Afghanistan menekankan bahwa “stabilitas benar-benar telah hilang di Afghanistan, dan negara ini menuju titik terburuk”. Aledo mengungkapkan bahwa “Trump saat ini tidak lagi berusaha menggulingkan gerakan Taliban di Afghanistan tetapi berusaha menekan mereka dan bernegosiasi dengan mereka dalam proses perdamaian bersama sehingga mereka bisa melawan ISIS”.

Menariknya, AS yang meyakini sulitnya mengalahkan Taliban yang sebenarnya bukan musuh utama menganggap bahwa Al-Qaeda sebagai pihak yang mendeklarasikan ”perang terorisme global”.

Dan pada akhirnya, surat kabar ini mengatakan bahwa mungkin untuk memberikan sejumlah tekanan khusus dan untuk mengembangkan kesepakatan antara Taliban dan pemerintah Afghanistan, yang memungkinkan pasukan internasional di bawah kepemimpinan AS untuk meninggalkan Afghanistan dalam waktu dua tahun. Kemungkinan ini tetap ada selama organisasi teroris ISIS tidak mendirikan “khilafahnya” di negara ini. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca