Arab Saudi

11 Pangeran Saudi Hadapi Tuntutan Pengadilan Pasca Demo di Istana

Senin, 08 Januari 2018,

RIYADH, ARRAHMAHNEWS.COM – Setelah ditangkap, sebelas pangeran Saudi yang melakukan demo menentang diakhirinya subsidi negara untuk tagihan atas pengeluaran pribadi mereka kini harus menghadapi tuntutan pengadilan. Tuntutan kepada kesebelas Pangeran ini disampaikan jaksa agung kerajaan pada hari Minggu (07/01).

Para pangeran itu sebelumnya ditahan setelah berkumpul di luar sebuah istana di Riyadh pada hari Kamis untuk menunjukkan protes mereka atas keputusan pemerintah untuk berhenti membayar tagihan air dan air para bangsawan kerajaan.

Baca: 11 Pangeran Ditahan karena Unjuk Rasa di Istana Saudi

Jaksa agung kerajaan, Saud al-Mojeb, mengatakan bahwa para pangeran itu juga menuntut kompensasi atas hukuman mati yang dikeluarkan terhadap salah satu sepupu merek atas tuduhan pembunuhan pada 2016.

“Kelompok 11 pangeran itu mengadakan sebuah pertemuan di istana Qasr Al-Hokm yang bersejarah pada hari Kamis … keberatan dengan perintah kerajaan baru-baru ini yang menghentikan pembayaran oleh negara kepada anggota keluarga kerajaan atas tagihan listrik dan air mereka,” ungkap Mojeb dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kementerian informasi, sebagaimana dikutip The New Arab.

“Meskipun diberitahu bahwa tuntutan mereka tidak sah, ke-11 pangeran tersebut menolak untuk meninggalkan lokasi (tempat demo) tersebut, dan mengganggu ketertiban publik,” kata Mojeb.

Baca: Protes atas Kenaikan Harga Gas, Listrik dan Air Berlanjut di Saudi, Satu Pom Bensin Dibakar

Menurut pernyataan tersebut, ke 11 pangeran telah dikenai tuntutan atas “sejumlah tuduhan” dan ditahan di penjara dengan keamanan tertingg, Al-Hayer, di sebelah selatan Riyadh,.

Arab Saudi, yang merupakan penghasil minyak terbesar dunia, telah menerapkan reformasi yang mencakup pemotongan berbagai subsidi, penerapan pajak nilai tambahan (VAT) serta pemangkasan tunjangan bagi para anggota keluarga kerajaan.

Reformasi dijalankan sebagai upaya untuk menangani penurunan harga minyak mentah hingga kerajaan itu mengalami defisit anggaran, yang diperkirakan mencapai 196 miliar riyal (sekitar Rp697,8 triliun) pada 2018.

Kabar penangkapan itu sebelumnya dilaporkan oleh situs berita sabq.org. Laman itu melaporkan ke-11 pangeran itu berkumpul di sebuah istana kerajaan bersejarah, Qasr a-Hokm. Mereka menuntut agar kerajaan membatalkan keputusan yang menetapkan bahwa negara berhenti membayari tagihan air dan listrik para anggota keluarga kerajaan.

Sabq mengatakan bahwa para petugas yang menangkap para pangeran itu merupakan bagian dari sebuah unit beranggotakan lebih dari 5.000 personel yang terhubung dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Media daring tersebut tidak memberikan rincian soal identitas para pangeran yang ditahan namun mengatakan bahwa pemimpin kelompok pangeran pemrotes itu berinisial SAS. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca