Selasa, 23 Januari 2018
DUBLIN, ARRAHMAHNEWS.COM – Hubungan dingin Israel dengan Irlandia mungkin akan semakin memburuk setelah berita bahwa rezim pendudukan itu saat ini tengah mempertimbangkan untuk menutup kedutaan besarnya di Dublin.
MEM memberitakan pada Senin (22/01) bahwa sumber di Israel melaporkan kedutaan Dublin adalah satu-satunya misi Israel di Eropa barat yang masuk dalam daftar tujuh kedutaan besar dan konsulat yang direncanakan akan ditutup oleh Kementerian Luar Negeri, sebagai bagian dari rencana pemotongan biaya.
Baca: Senator Irlandia Desak Pemerintah Kutuk Kebijakan “Penahanan Administratif” Israel
Kementerian saat ini sedang melakukan negosiasi untuk memutuskan kedutaan besar mana saja yang akan ditutup. Sebuah komite akan mengajukan rekomendasi pada akhir bulan.
Secara luas diduga bahwa pemerintah Netanyahu tengah menilai kembali prioritasnya di pentas dunia. Afrika diakui sebagai benua dengan potensi terobosan diplomatik terbanyak. Kekecewaan setelah kekalahan Israel di PBB juga Knesset sayap kanan mendorong untuk menghukum negara-negara yang memilih menentang deklarasi sepihak dan ilegal Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Baca: Warga Yordania Tuntut Pemerintah Tutup Kedubes Israel
Pemerintah Israel bergerak untuk menutup misi diplomatik di tujuh negara pada awal tahun ini. Jerusalem Post melaporkan bahwa di bawah rencana baru tersebut, kedubes-kedubes itu akan ditutup dalam tiga tahun ke depan, dengan tiga ditutup tahun pertama, dan dua selama dua tahun berikutnya setelah itu.
Menurut J.Post, keputusan tersebut diumumkan saat Netanyahu berbicara tentang pembukaan kantor baru, terutama di Afrika. Ia mengatakan kepada Presiden Rwanda Paul Kagame dalam sebuah pertemuan di Nairobi pada bulan November lalu bahwa Israel akan membuka kedutaan di Kigali dalam waktu dekat. Rwanda adalah satu dari 35 negara yang memutuskan untuk melakukan abstain selama pemungutan suara PBB menentang pengakuan Trump Desember lalu.
Baca: Yunani Akui Negara Palestina
Irlandia di sisi lain mempertahankan tradisinya untuk mendukung perjuangan Palestina dengan memilih untuk mencela keputusan Trump. Dengan pemerintah Israel yang berusaha menghemat uang dengan menilai ulang prioritasnya di luar negeri, Irlandia semakin dipandang sebagai salah satu penyebab kekalahan Israel dan layak untuk diputuskan hubungan.
Meskipun membuka kedutaannya di Dublin pada tahun 1996 setelah kebuntuan yang panjang, Irlandia tetap menjadi salah satu negara paling pro-Palestina di UE. Pejabat Israel telah dikeluarkan dari negara tersebut dan kebijakannya secara reguler dikecam oleh politisi Irlandia. (ARN)