arrahmahnews

Save The Children: 357 Juta Anak Hidup di Zona Konflik

Jum’at, 16 Februari 2018

JENEWA, ARRAHMAHNEWS.COM – Jauh dari sebelumnya, kini lebih banyak anak tinggal di daerah konflik dan berisiko mengalami kematian serta kekerasan. Badan amal Save the Children mengatakan hal ini pada hari Kamis (15/02), dengan Suriah, Afghanistan dan Somalia merupakan negara-negara tempat tinggal terburuk bagi kaum muda.

Dalam sebuah laporan, badan amal global tersebut mengatakan bahwa setidaknya 357 juta anak, atau satu dari enam anak di seluruh dunia tinggal di zona konflik. Sebuah angka yang meningkat 75 persen sejak awal 1990an.

Baca: 60% dari Seluruh Tahanan Anak Palestina Disiksa di Penjara Israel

Menurut Save the Children, peningkatan urbanisasi, konflik yang berjalan lebih lama dan naiknya jumlah sekolah serta rumah sakit yang menjadi target dalam konflik telah meningkatkan bahaya bagi anak-anak.

Ancaman lainnya termasuk penculikan dan kekerasan seksual.

“Kami melihat peningkatan yang mengejutkan dalam jumlah anak-anak yang tumbuh di daerah-daerah yang terkena dampak konflik, dan terkena bentuk-bentuk kekerasan paling serius yang bisa dibayangkan,” kata Helle Thorning-Schmidt, chief executive badan amal tersebut, dalam sebuah pernyataan sebagaimana dikutip Reuters.

“Anak-anak menderita hal-hal yang tidak seharusnya dialami anak, dari mulai kekerasan seksual hingga digunakan sebagai pelaku bom bunuh diri. Rumah, sekolah dan taman bermain mereka telah menjadi medan perang,” tambah Thorning-Schmidt, mantan perdana menteri Denmark.

Baca: Serangan Saudi Tewaskan 68 Anak-anak Yaman dalam Tiga Bulan

Menurut laporan tersebut, angka Perserikatan Bangsa-Bangsa menunjukkan lebih dari 73.000 anak-anak tewas atau terbunuh dalam 25 konflik sejak tahun 2005, tahun dimana badan amal ini mulai menyusun statistik semacam itu.

Sejak 2010, jumlah kasus anak-anak yang diverifikasi PBB telah terbunuh dan cacat, hampir mencapai 300 persen.
Badan-badan bantuan mengatakan bahwa angka sebenarnya kemungkinan akan jauh lebih tinggi mengingat kesulitan untuk memverifikasi jumlah korban sesungguhnya di zona konflik.

Save the Children mengatakan bahwa situasi memburuknya anak-anak di zona konflik adalah karena meningkatnya pertempuran di kota-kota besar, dan meningkatnya penggunaan bom di daerah berpenduduk padat.

Menurut badan amal tersebut, anak-anak ditargetkan dengan taktik yang lebih brutal, seperti penyebaran pemuda sebagai pelaku bom bunuh diri dan meluasnya penggunaan senjata seperti bom barel.

Baca: Terbantainya Masa Kecil Anak-anak Yaman

Mereka yang berada di Timur Tengah kemungkinan besar tinggal di zona konflik – dua per lima anak-anak di kawasan ini, diikuti oleh Afrika, dengan 20 persen tinggal di daerah yang dilanda perang, katanya.

“Anak-anak di zona konflik di seluruh dunia diserang pada skala yang mengejutkan, dengan pihak-pihak yang berkonflik dengan terang-terangan mengabaikan hukum internasional,” kata Manuel Fontaine, kepala program darurat di UNICEF, badan anak-anak PBB. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca