arrahmahnews

Inilah Jawaban Telak Kepada Ustadz Abdul Somad Terkait Fakta Suriah dan Bashar Assad

Jawab fakta Suriah

Kamis, 08 Maret 2018,

ARRAHMAHNEWS.COM, JAKARTA – Akun fanpage Facebook Ustadz Abdul Somad menjelaskan tentang konflik Suriah, menurutnya konflik ini murni peperangan antara aswaja dengan rezim syi’ah nushairiyyah. Penduduk suriah umumnya adalah aswaja (ahlus sunah wal jama’ah) syafi’iyyah asy’ariyyah dan penganut thariqat. Syi’ah Nushairiyyah adalah aliran syi’ah kebatinan yang lebih ekstrim dari Syi’ah Rafidhah. “Nushairiyyah” adalah nisbat/penyandaran kepada seorang bernama Muhammad Bin Nashir Al-Farisi. diantara Aqidah ushul mereka ialah: Ali Bin Abi Thalib memiliki sifat-sifat Ilahiyyah (ketuhanan), mengagungkan Abdurahman Bin Muljam sang pembunuh Sayyidina Ali bin Abi Thalib dengan alasan bahwa Abdurahman bin muljam telah berjasa membebaskan ruh Ali bin Abi Thalib dari kezaliman jasadnya.

Abdul Somad menyebutkan bahwa Bashar Assad/Presiden Suriah adalah seorang Syi’ah Bathiniyyah (syi’ah nushairiyyah) yang juga menganut ideologi Ba’ts (sosialis arab). istrinya pun seorang wanita Syi’ah yang lahir di inggris. Dia (Bashar Al-Assad) telah membunuhi kaum Muslimin secara massif baik laki-laki maupun wanita, orang tua, orang muda, dan anak-anak. dengan kata lain, ia TELAH MENGHALALKAN DARAH KAUM MUSLIMIN. Kekejaman Bashar Al-Assad terhadap kaum Muslimin sama seperti kekejaman Komunis Soviet, Komunis Albania, Komunis di Asia Tengah, dan lain sebagainya. Bashar Al-Assad adalah penjahat kemanusiaan seperti Hitler, Stalin, Lenin, Polpot, dan lain sebagainya. PENDAPAT INI kami ambil dari guru kami seorang Ulama ahli hadits Suriah bernama SYAIKH MUWAFFAQ, mursyid thariqat syadziliyyah di Suriah yang kami telah mendapatkan SANAD darinya.

Dua paragraf diatas adalah salah satu petikan tulisan Ustadz Abdul Somad, yang jadi pertanyaan sekarang adalah pertama, benarkah perang Suriah adalah perang Sektarian (Sunnah-Syiah)? Kedua Benarkah Bashar Assad dan istrinya adalah penganut Syiah? Ketiga benarkah Bashar Assad membunuh muslimin Suriah?, yang lebih tidak pantas lagi bahwa Abdul Somad menyebutkan Ulama Suriah Syaikh Muhammad Ramadhan Al Buthi dibunuh oleh tentara Suriah atau dengan kata lain oleh rezim Bashar Assad.

Lantas kenapa Ustad Abdul Somad begitu membenci Bashar Assad? Kenapa Ustadz Abdul Somad sebarkan isu sektarian? Untuk menjawab hal itu sangat mudah sekali, tapi yang jelas kenapa orang seperti Abdul Somad dibiarkan untuk sebarkan sektarianisme yang sebabkan kehancuran di beberapa negara di timur tengah?.

berikut adalah jawaban-jawaban antara lain dari Dubes Indonesia di Suriah, Mufti Suriah, Putra Ulama Ramadhan Al Buthi. berikut penjelasannya:

Pertama, Apa sebenarnya yang tengah terjadi di negara Anda?

Konflik di negara kami bukan konflik sektarian dan agama, yang membenturkan antara Sunni dan Syiah, atau Muslim dan non-Muslim. Ada tiga target utama dari konflik yang melanda Suriah sekarang. Pertama menghancurkan Suriah, kedua, mendistorsi dan mencoreng wajah Islam di mata dunia, sebagai agama yang menyeramkan sekaligus menakutkan agar mereka menjauh dari risalah ini. Kita punya contoh bukti. Misalnya, perang Suriah sekarang faktanya tidak melibatkan sesama warga Suriah asli, sama sekali. Tetapi, konflik ini di-setting agar melibatkan warga sesama Suriah. Kita lihat sekarang ISIS, tak semuanya orang Suriah, begitu juga Jabha Nusra, mereka gabungan dari jihadis dari berbagai negara. (Baca selengkapnya: Kesaksian Putra Ulama Al-Buthi, Tidak Ada Perang Sektarian (Sunnah-Syiah) di Suriah)

Kedua, Bagaimana Anda melihat Pemerintah Suriah saat ini?

Pertama, orang sudah terlanjur menganggap pemerintah Suriah Syiah. Itu yang harus saya luruskan. Bashar Assad itu Alawie (Sayyid), yang terdiri antara lain dari Druze. Ia seorang bermadzhab Sunni.

Saya lihat langsung. Mufti Syekh Adnan al-Fayouni, yang diundang beberapa kali ke Indonesia oleh ICIS, dan belum lama ini ke Indonesia, memimpin mengimami shalat pada acara Maulid Nabi, di belakangnya Assad, shalatnya sendakep berarti bukan Syiah. Itu kita luruskan dulu. (Baca juga: 10 Fakta Suriah Yang Tak Terbantahkan)

Kedua, informasi yang menyatakan pemerintah Assad membunuhi rakyatnya. Itu tidak benar. Bagaimana mungkin, wong pemerintah solid didukung rakyatnya. Jadi jika memang ada yang meninggal, itu karena perang dua kubu, namanya perang.

Kalau dulu perang itu antar prajurit, tak boleh menyerang rumah sakit dan lain-lain, rumah ibadah, sekolah. Nah sekarang jihadis di Suriah yang fanatis dengan ISIS, Al-Qaeda, saling berperang. Bukan hanya pemerintah. Itu yang harus diketahui. Saya langsung disana, melihat dengan mata saya, mengamati detik demi detik dan melaporkan ke pemerintah RI. (Baca selengkapnya: Dubes Indonesia untuk Suriah Ungkap Fakta Perang Suriah dan Bashar Assad)

Ketiga, Mufti Agung Suriah, Ahmad Badreddin, Hassoun mengatakan bahwa Suriah tetap teguh dalam menghadapi konspirasi berkat rakyatnya yang tetap mendukung tentara dan pemimpin mereka, dan juga berkat dukungan dari warganya yang berada di luar negeri. (Baca selengkapnya: Mufti Hassoun: Suriah Kuat Karena Rakyat Dukung Pemerintah)

Keempat, Fakta-fakta yang ada tentang apa yang terjadi di Suriah berkali-kali tak jelas dan penuh dengan propaganda media teroris dan takfiri serta barat yang selalu mengadu domba umat Islam dengan perang Sektarian, berikut sepuluh fakta di Suriah yang tak terbantahkan:

Pertama, Pemerintah Suriah tidak pernah membantai orang bermadzhab Sunni. Hasil pemilu presiden Suriah yang diawasi lembaga-lembaga independen Juni 2014 kemarin, Assad terpilih kembali dengan perolehan 88.7% suara rakyat. Sedangkan kaum Sunni itu mayoritas (74%) di Suriah. Itu artinya mayoritas mutlak rakyat Suriah yang Sunni dan apapun latarnya masih mencintai Bashar Assad. Itu yang selalu ditutupi media-media takfiri. Jika Assad adalah pembantai Sunni, mungkinkah mayoritas rakyatnya yang Sunni tersebut memilih dia?. (Baca selengkapnya: 10 Fakta Suriah Yang Tak Terbantahkan)

Kelima, Kalau benar Assad membantai rakyat Suriah yang Sunni, mengapa untuk menunjukkan itu yang digunakan justru foto-foto korban pembantaian Zionis di Gaza, gelandangan yang kelaparan di Eropa, korban pembunuhan sadis di Brasil (sebagaimana yang diposting Farid Okbah yang kemudian diklaim korban rezim Assad) dan foto-foto lainnya yang terbukti hoax dan rekayasa?. (Baca selengkapnya: 22 Pertanyaan Untuk Musuh-Musuh Bashar Assad)

Keenam, Disinilah isu agama menjadi sentimen yang mematikan, terutama jika terus dipupuk oleh kebohongan dan agitasi tak berdasar. Pergerakan provokator dengan jubah agama ini tergolong sulit dilacak, dan melalui propaganda yang sistematis, mereka mampu menyulap elemen-elemen warga yang nasionalis, menjadi ekstrimis. (Baca Selengkapnya: Suriah Hancur Karena Isu Agama Dibenturkan dengan Pemerintah dan Kebhinekaan)

Dan yan terbaru adalah kesaksian salah satu pelajar Indonesia di Suriah, berikut tulisannya:

Kesaksian Mahasiswa di Suriah

Apa yang disampaikan Ustad Abdul Shomad berlainan dengan kesaksian salah satu mahasiswa Indonesia yang sedang menjalani studi di Suriah bernama Lian Fikyanto. Melalui akun Facebooknya, Lian menceritakan pengalamannya selama di Suriah. Terutama terkait tuduhan buruk yang selama ini dialamatkan kepada Presiden Suriah

“Mereka bilang Pemerintah Suriah Syiah kafir sesat membantai Muslim Sunni dari anak-anak, wanita hingga orang tua, tapi yang kami tahu disini pemerintah Suriah menggandeng Ulama’ yang toleran yang mengajarkan kami Ilmu Agama dengan baik dan benar, yang tidak menyebarkan kebencian laknat sumpah serapah,” tulis Lian dia awal tulisannya, Selasa (06/03/2018)

Lian kemudian bercerita tentang hari-harinya bahwa dia masih bisa ngaji full di negara yang disebut oleh kaum sumbu pendek sebagai thaghut.

“Ya, beginilah hari-hari ku sebagai pelajar di Ibukota Suriah yang bernama “Damaskus” dibawah kekuasaan yang mereka sebut Taghut, Fir’aun dan lain-lain. Jadwalku mengaji full dari hari ke hari, berpindah tempat dari satu masjid ke masjid lainnya,itu diluar kesibukan kampus tentunya. Silahkan tanya kepada seluruh anggota PPI Damaskus, satu sama lain pasti tidak akan cocok jadwal mengajinya, karena kita memilih masing-masing sehingga gak jarang jika kita tak pernah sepakat untuk ngaji bersama. Masjid-masjid selalu penuh dengan kajian keilmuan, halaqah-halaqah Al-Qur’an, hadist dengan Aqidah Ahlussunah wal Jama’ah (Asy’ari & Maturidi) berpegang teguh pada Madzhab Fiqh 4(Hanafi,Maliki, Syafi’i,Hanbali) serta berdasarkan konsep Ihsan(Tasawuf) yang berarti Tazkiyah untuk mengimbangi semua keilmuan tersebut,” katanya.

Menurut Lian, di setiap masjid di Suriah selalu ada yang membuka Talaqqi, mulai dari anak-anak, remaja, bahkan untuk semua kalangan, mulai dari privat atau yang dibuka untuk umum

“Sampai-sampai akupun tak sanggup melayani ambisi menuntut ilmuku karena saking padatnya Jadwal yang bertabrakan dengan jadwal pengajian lainnya. Andai saja diri ini bisa terbagi rasanya ingin menari terbang kesana kemari mengejar semua disiplin keilmuan yang gratis didepan mata!” tegas Lian disertai kalimat sumpah, demi Allah!

Lian kemudian memuji kehebatan ulama di Suriah yang dinilainya ikhlas dalam mengajarkan ilmunya secara gratis. Bahkan menurutnya, tidak jarang pelajar di sana mendapatkan uang saku dari gurunya.

“Wallahi! Betapa hebatnya Ulama’ Suriah bisa sebegitu Ikhlas mengajarkan Ilmunya, semua yang hadir pun bukunya gratis! Dibagikan cuma-cuma bahkan tidak jarang kami sebagai pelajar sering mendapatkan uang saku dari guru kami hanya sekedar untuk beli “sandwich shawarma” bahkan lebih,” katanya.

Lian juga mengunggah beberapa foto dan videa aktivitasnya di Suriah. Dia mempertanyakan isu yang selama ini disebar di Indonesia mengenai pembantaian kelompok Sunni.

“Ini video masih hangat(Senin, 5-3-2018) saat Talaqqi Ilmu Aqidah dengan Syekh Adham Al-asimi, Silahkan anda lihat dengan matam kepala anda sendiri, kalo memang Sunni dibantai kenapa kami disini masih sebebas ini mengkaji Kalam Allah? Otak cingkrang silahkan dijawab! Dah gitu aja!” ucap Lian dengan emot icon marah.

Jadi penjelasan diatas cukup untuk membuat kita berpikir bersama tentang fakta Suriah sebenarnya. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca