Arab Saudi

Putra Mahkota Saudi Kembali Tegaskan Dukungan untuk Israel

Jum’at, 06 April 2018

LONDON, ARRAHMAHNEWS.COM – Dalam wawancara terbarunya dengan majalah TIME, pangeran Mahkota Saudi kembali menegaskan dukungannya untuk negara Israel dan mengatakan bahwa rezim Arab Saudi dan Israel memiliki “musuh bersama” dan bahwa mereka dapat segera menormalkan kembali hubungan mereka begitu masalah Palestina diselesaikan.

Dalam sebuah wawancara dengan majalah TIME yang diterbitkan pada hari Kamis (05/04), penerus tahta Saudi itu berbicara tentang prospek hubungan Riyadh-Tel Aviv, menggambarkan bahwa konflik rezim Israel dengan Palestina sebagai satu-satunya hambatan untuk normalisasi hubungan dengan Israel.

“Kami memiliki musuh bersama, dan tampaknya kami memiliki banyak wilayah potensial untuk melakukan kerja sama ekonomi,” kata putra mahkota.

Tak perduli dengan kontroversi yang ia timbulkan sebelumnya dalam wawancara dengan the Atlantic, Bin Salman, pemimpin de facto Saudi Arabia, justru mengulangi sikap yang sama dalam wawancaranya dengan majalah TIME dan mengatakan baik Israel maupun Palestina “memiliki hak untuk hidup dan hidup berdampingan.”

Pernyataan yang lagi-lagi menunjukkan keinginan normalisasi hubungan Saudi-Israel itu dikeluarkan beberapa hari setelah bin Salman, dalam sebuah wawancara dengan the Atlantik, berusaha untuk membenarkan pendudukan Israel atas tanah Palestina dengan mengatakan bahwa rezim pendudukan itu punya “hak” “Memiliki” tanah air mereka sendiri.

Sikap putra mahkota menunjukkan perubahan dramatis dalam posisi resmi yang selama ini dipegang Riyadh atas Israel, meskipun sudah banyak laporan bahwa dibelakang semua ini Arab Saudi telah sering melakukan pertemuan diam-diam, bahkan kerjasama rahasia dengan Israel.

Sebelumnya wawancara dengan the Atlantic menimbulkan begitu banyak kontroversi di antara para pembela Palestina yang tampaknya memaksa ayah pangeran, Raja Saudi Salman, untuk menegaskan kembali dukungan bagi Palestina dan “hak-hak sah” mereka.

Arab Saudi telah menjadi sponsor utama Inisiatif Perdamaian Arab, yang membayangkan apa yang disebut solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina. Namun, sebelum bin Salman, tidak ada pejabat senior Saudi yang secara terbuka menerima bahwa Israel memiliki hak atas tanah apa pun.

“Kita tidak bisa memiliki hubungan dengan Israel sebelum menyelesaikan masalah perdamaian dengan Palestina,” tetapi “ketika itu terjadi, tentu saja hari berikutnya kita akan memiliki hubungan yang baik dan normal dengan Israel dan itu akan menjadi yang terbaik untuk semua orang,” katanya. .

Menghangatnya hubungan Riyadh-Tel Aviv telah meningkat sejak Juni 2017, ketika bin Salman menjadi putra mahkota.

Dalam beberapa bulan terakhir, kerajaan secara bertahap melunakkan sikap publiknya terhadap Israel dalam apa yang digambarkan oleh para analis sebagai upaya Riyadh untuk menyiapkan opini publik di dalam negeri dan di tempat lain untuk potensi hubungan normal dengan Israel.

Laporan terbaru juga menunjukkan bahwa Arab Saudi telah mengambil peran aktif dalam upaya AS untuk mengacaukan kesepakatan “damai” antara Israel dan Palestina untuk menyingkirkan konflik selama puluhan tahun, yang dilihat Riyadh sebagai batu sandungan untuk menjalin hubungan dengan Tel Aviv.

November lalu, harian al-Akhbar Lebanon mempublikasikan surat rahasia dari Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir kepada bin Salman, di mana ia menguraikan peta jalan untuk normalisasi hubungan dengan Israel dengan tujuan akhir bersatu melawan Iran, musuh bersama mereka. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca