arrahmahnews

Mantan Kepala Mossad: Netanyahu Pernah Perintahkan Serang Iran di 2011

TEL AVIV – Seorang mantan kepala Mossad mengatakan bahwa Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pernah memerintahkan militer rezim tersebut pada tahun 2011 untuk mempersiapkan kemungkinan serangan terhadap Iran, tetapi ia kemudian menarik kembali perintah itu karena ditentang oleh agen mata-mata tersebut dan kepala staf tentara.

Dalam kutipan wawancara dengan TV berita Israel, Channel 12, yang dirilis pada hari Rabu (30/05), Tamir Pardo, yang memimpin agen mata-mata Mossad saat itu, mengatakan bahwa Netanyahu telah memerintahkannya dan Kepala Staf saat itu, Letnan Jenderal Benny Gantz agar mempersiapkan militer dalam 15 hari untuk menyerang Iran.

Baca: Analis: Israel dan Sekutu Arab Mendorong AS Perang dengan Iran

Perintah mendadak Netanyahu membuat Pardo melakukan serangkaian pengecekan untuk memastikan apakah perdana menteri memiliki wewenang untuk mengeluarkan arahan seperti itu.

“Saya membuat banyak sekali penyelidikan tentang setiap tindakan yang mungkin dilakukan. Saya mengeceknya ke beberapa mantan kepala Mossad, saya berbicara dengan penasihat hukum, saya berkonsultasi dengan siapa pun yang dapat saya ajak berkonsultasi untuk memahami siapa yang diberi wewenang untuk memberikan instruksi tentang topik apa pun yang terkait dengan memulai perang,” ungkap Pardo.

“Saat seseorang memberi tahu anda, ‘Buat proses penghitungan mundur,’ anda menyadari bahwa dia tidak sedang bermain game dengan anda,” kata Pardo.

Baca: Serangan Israel ‘Provokasi Terencana’ untuk Seret AS Berperang dengan Iran’

Prihatin atas konsekuensi serius yang dapat ditimbulkan oleh tindakan militer seperti itu, Pardo bahkan mempertimbangkan untuk mengajukan pengunduran dirinya pada saat itu.

“Rencana semacam itu bukanlah sesuatu yang bisa asal anda pesan untuk latihan. Jika ini diperintahkan, itu dilakukan untuk satu dari dua alasan: apakah karena anda benar-benar berniat untuk hal seperti itu terjadi atau karena anda ingin mengirim sinyal kepada seseorang di luar sana,” kata mantan kepala Mossad itu.

Netanyahu, lanjutnya, akhirnya membatalkan perintah itu karena perlawanan dari Pardo dan Gantz.

Wawancara itu terjadi sekitar satu bulan setelah parlemen Israel (Knesset) mengadopsi undang-undang dukungan Netanyahu yang kontroversial, yang memberikan perdana menteri wewenang untuk menyatakan perang setelah hanya berkonsultasi dengan menteri untuk urusan militer dan tanpa persetujuan kabinet. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca