YAMAN – Ratusan tahanan telah menderita penyiksaan dan pelecehan seksual oleh tentara Uni Emirat Arab di penjara yang dikelolahnya di Yaman.
Mengutip para korban dan saksi, Associated Press melaporkan pada hari Rabu bahwa para tahanan yang ditahan tanpa tuduhan, telah disodomi, diperkosa, diperiksa dan dilucuti setidaknya di lima penjara.
Dalam satu kasus, tahanan mengalami pelecehan seksual di penjara Beir Ahmed di kota selatan Aden pada 10 Maret, ketika lima belas petugas Emirat memerintahkan tahanan untuk menanggalkan pakaian dan berbaring untuk pemeriksaan rongga dubur, dengan alasan mencari handphone selundupan.
Para tahanan yang melawan dipukul sampai berdarah, dan diancam dengan anjing.
“Mereka menyiksa saya tanpa tuduhan apa pun. Kadang-kadang saya berharap mereka akan memberi saya tuduhan sehingga saya bisa mengakui dan mengakhiri rasa sakit ini,” kata seorang tahanan, yang ditahan tahun lalu dan telah berada di tiga penjara berbeda.
Baca: Pejabat Houthi: Meski Berusaha Keras, Koalisi Saudi Gagal Kuasai Bandara Hodeida.
“Hal terburuknya adalah saya mengharapkan kematian setiap hari dan saya tidak dapat menemukannya,” katanya.
Para tahanan juga menyelundupkan surat dan gambar dari dalam penjara Beir Ahmed ke AP, dan menggambarkan contoh-contoh pelecehan seksual.

Foto tak bertanggal ini diperoleh oleh AP menunjukkan gambar seorang tahanan yang disiksa di penjara Yaman yang dikelola oleh Uni Emirat Arab.
Gambar-gambar menunjukkan seorang pria tergantung dalam keadaan telanjang dengan rantai sambil disetrum, narapidana lain ditendang di lantai saat dikelilingi oleh anjing-anjing yang menggeram, dan penggambaran grafis perkosaan.
Para saksi mengatakan bahwa penjaga sipir yang bekerja di bawah arahan perwira Emirat menggunakan berbagai metode penyiksaan dan pelecehan seksual.
Narapidana diperkosa sementara penjaga lainnya mencatat serangan itu. Kelamin para tahanan disengat listrik dan batu-batu tergantung di buah zakar mereka, sementara yang lain disiksa secara seksual dengan tiang-tiang kayu dan baja, kata laporan itu.
Menurut tiga sumber militer di Yaman yang berbicara kepada AP dengan syarat anonimitas, dari lima penjara tempat penyiksaan seksual diduga terjadi, empat di Aden.
Baca: Sayyed Houthi: Kami Menyambut Pengawasan PBB atas Pelabuhan Hodeida, Tapi Mereka Pembohong.
“Satu berada di pangkalan Buriqa – markas pasukan Emirat. Yang kedua adalah di rumah Shallal Shaye, kepala keamanan Aden yang bersekutu dengan UEA, dan yang ketiga di sebuah klub malam yang berubah menjadi penjara yang disebut Wadah. Yang keempat adalah di Beir Ahmed, di mana kekejaman pada bulan Maret terjadi,” kata laporan itu.
Pasukan AS terlihat di markas Buriqa, markas pasukan UEA dan salah satu penjara yang diidentifikasi, menurut laporan itu.
“Orang Amerika menggunakan Emirat sebagai sarung tangan untuk melakukan pekerjaan kotor mereka,” kata seorang pejabat senior di penjara Riyan, kota Mukalla, yang berbicara dengan syarat anonim.
Dua pejabat lainnya, yang dulunya dekat dengan Emirat, mengatakan bahwa tentara bayaran, termasuk orang Amerika, hadir di semua kamp dan situs militer UEA, termasuk penjara.
Para pejabat AS telah mengakui bahwa pasukan Amerika menerima intelijen dari mitra UEA dan telah berpartisipasi dalam interogasi di Yaman.
Berbicara dengan syarat anonimitas, mantan kepala keamanan yang dirinya terlibat dalam menyiksa tahanan untuk mendapatkan pengakuan, mengatakan kepada AP bahwa perkosaan digunakan sebagai cara untuk memaksa tahanan untuk bekerja sama dengan Emirat dalam memata-matai.
Amnesty International mengatakan, pihaknya juga telah mendokumentasikan “pelanggaran serius secara sistematis” di penjara yang dikelola UAE di Yaman. Kelompok itu menyebut laporan AP sangat “mengejutkan,” dan mengatakan bahwa pejabat AS “terus mengabaikan tuduhan yang kredibel ini.”
Dalam beberapa bulan terakhir, militan yang didukung oleh UAE dilaporkan telah menculik dan menyiksa ratusan orang di Yaman selatan.
Aksi penculikan itu dilakukan dengan dalih membersihkan unsur-unsur yang diduga terkait dengan al-Qaeda.
Uni Emirat Arab adalah mitra utama Arab Saudi dalam perang mematikannya melawan Yaman, yang sejauh ini telah menewaskan dan melukai sekitar 600.000 orang, menurut angka terbaru.
Selain memainkan bagian penting dalam serangan udara dan mengerahkan pasukan ke Yaman, Abu Dhabi telah melatih militan pro-Saudi yang berperang di lapangan melawan pasukan Yaman.
Wilayah selatan Yaman sebagian besar dikendalikan oleh militan yang didukung UAE yang setia kepada pemerintah sebelumnya. [ARN]
