AL-QUDS – Jutaan orang di berbagai negara memperingati Hari Internasional al-Quds untuk menunjukkan solidaritas mereka terhadap bangsa Palestina serta mengutuk pendudukan dan kekejaman Israel selama puluhan tahun.
Di Teheran dan kota-kota lain di Iran, orang-orang dari semua lapisan masyarakat turun ke jalan untuk acara tahunan yang jatuh pada hari Jumat terakhir dari bulan puasa Ramadhan.
Mereka meneriakkan “Mampus Israel” dan “Mampus Amerika”, sambil membakar bendera Israel.
Acara serupa juga diadakan di Jakarta, New Delhi, Sokoto, Chicago, New York serta di 800 kota di seluruh dunia, yang menyaksikan massa meneriakkan slogan anti-Israel dan membakar bendera rezim pendudukan tersebut.
Sedang untuk demonstrasi yang akan diselenggarakan di Toronto, pada hari Sabtu (09/06), panitia mengatakan bahwa tema demonstrasi kali ini adalah untuk mendorong “keadilan, perdamaian dan cinta” serta melawan Islamophobia dan rasisme juga untuk menentang “Zionisme dan kejahatan perang Israel”.
Di dekat pagar Israel yang memisahkan Gaza dari wilayah-wilayah pendudukan, warga Palestina juga memenuhi lokasi yang telah menjadi tempat pertumpahan darah dalam beberapa pekan terakhir.
Saluran berita Israel, Channel 2, mengatakan bahwa para pengunjuk rasa berencana untuk mengenakan pakaian yang dibuat menyerupai seragam yang dikenakan oleh tahanan di kamp-kamp konsentrasi di Holocaust.
Sebelumnya pada hari Kamis, angkatan udara Israel menyelesaikan latihan massal yang mensimulasikan perang di Gaza.
Tahun ini, Hari Internasional al-Quds telah menjadi seruan yang lebih besar karena datang setelah berbulan-bulan protes massal di Gaza yang membuktikan ketidakmampuan Israel untuk menghentikan Palestina meskipun banyak menggunakan kekuatan mematikan terhadap pengunjuk rasa yang tidak bersenjata.
Sejak akhir Maret, lebih dari 120 demonstran Palestina telah tewas dan ribuan lainnya terluka oleh pasukan Israel, terutama penembak jitu. Militer Israel telah mendapat kecaman internasional yang kuat karena mengizinkan pasukannya untuk menembaki demonstran tak bersenjata di Gaza.
Ketegangan telah berjalan tinggi di dekat pagar Gaza sejak 30 Maret, yang menandai dimulainya serangkaian protes, yang dijuluki “The Great March of Return,” menuntut hak untuk kembali bagi mereka yang diusir dari tanah airnya.
Bentrokan di Gaza mencapai puncaknya pada 14 Mei, menjelang peringatan Hari Nakba ke-70 (Hari Bencana), yang bertepatan tahun ini dengan relokasi kedutaan AS dari Tel Aviv ke wilayah pendudukan Yerusalem al-Quds. (ARN)