arrahmahnews

Lampu Hijau Empat Negara Arab untuk Rencana Perdamaian Israel-Palestina

TEL AVIV – Empat negara Arab dilaporkan telah memberi lampu hijau atas rencana “perdamaian” AS, yang telah dirancang berdasarkan kepentingan Israel atas biaya hak-hak Palestina.

Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir dan Yordania meyakinkan AS atas dukungan mereka untuk rencana perdamaian tersebut selama kunjungan penasehat senior Presiden AS Donald Trump dan menantu laki-laki Jared Kushner, dan Jason Greenblatt, ke Timur Tengah, harian Hayom melaporkan pada hari Senin.

AS mendorong untuk menyimpulkan proposal meskipun ada penolakan dari Otorita Palestina (PA) atas peran mediasinya dalam konflik dengan Israel.

Palestina membekukan hubungan dengan AS pada Desember lalu, ketika Trump mengakui kota Yerusalem al-Quds sebagai “ibu kota” Israel, sementara PA dalam tanggapannya mengatakan tidak dapat lagi mempercayai Washington.

BacaKushner dan Putra Mahkota Saudi Bahas Perdamaian Tanpa Melibatkan Palestina.

Trump, bagaimanapun, memuji rencana itu sebagai “kesepakatan abad ini.”

Berbicara kepada surat kabar Palestina Al-Quds pada hari Minggu, Kushner dengan tajam mengkritik kemampuan pemimpin PA Mahmoud Abbas untuk membuat kesepakatan dan mengatakan bahwa rencana itu akan disajikan dengan atau tanpa persetujuannya.

Menurut seorang pejabat Mesir yang tidak disebutkan namanya yang dikutip oleh harian Israel, para pemimpin Arab juga tidak akan menentang setiap upaya Washington untuk mengesampingkan kepentingan Abbas.

“Negara-negara Arab tidak akan menjadi orang yang memegang kunci dalam roda proses perdamaian, dan bahwa penolakan Abbas untuk bekerja dengan Amerika akan mengarah pada rencana perdamaian regional yang diluncurkan tanpa dia,” seorang pejabat Yordania mengatakan.

BacaKerjasama Biadab Saudi-AS-Israel Cegah Kemerdekaan Palestina.

Osama Hamdan, seorang anggota senior gerakan perlawanan Hamas Palestina yang bermarkas di Gaza, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa Arab digunakan oleh AS untuk menekan PA.

“Pemerintah Amerika berurusan dengan masalah Palestina melalui solusi parsial, karena semua yang disarankannya berasal dari perspektif Israel,” katanya. “Setiap pemimpin Palestina yang setuju untuk terlibat dengan pemerintah AS dengan mengakui lebih banyak tentang tuntutan Palestina akan berakhir menghadapi krisis dengan realitas Palestina di lapangan,” tambahnya. [ARN]

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca