arrahmahnews

Dukungan TGB Kepada Jokowi Hasil Berpikir Rasional dan Bersikap Merdeka

JAKARTA – Dua kata untuk menggambarkan sosok Tuan Guru Bajang (TGB): Rasional dan Merdeka. TGB adalah orang yang terbiasa berpikir rasional dan realistis, sehingga mampu menyelesaikan pendidikan doktornya dengan sangat memuaskan dan memimpin propinsi NTB selama dua periode dengan puluhan penghargaan setiap tahunnya.

Tidak mudah mengambil keputusan mendukung Jokowi ditengah lingkungan yang mengelu-elukan dirinya agar maju sebagai calon wakil presiden bahkan calon presiden dari kalangan Islam yang anti Jokowi. Tapi TGB berani menyatakan sikapnya secara mandiri dan merdeka.

BacaVIDEO: Tamparan Keras TGB pada Kaum yang Suka Politisasi Ayat-Ayat Perang.

Ia berani melepaskan ikatan dan tali temali dengan lingkungan yang selama ini telah membantu, mendukung dan bahkan sebagian telah menggap sebagai orang sangat ideal, tokoh paripurna. Lingkungan yang selama ini mendukung percaya kepada TGB bukan saja karena kemampuanya atas tata kelola pemerintahan yang sudah dibuktikan dalam dua periode memipin NTB, tapi juga karena TGB lulusan S-1 , S-2 dan S3 program studi Tafsir Al Quran dari Al Azhar, perguruan tinggi Islam paling terkemuka di Timur Tengah.

TGB yang merupakan cucu ulama besar NTB, Tuan Guru Pancor, dikenal sebagai pejabat yang hafal al Quran. Ini semua membuat umat Islam terpesona sebagai pemimpin yang saleh. Dalam sejarah republik, jarang ada tokoh politik nasional yang amat populer yang berasal dari NTB. Pendukung TGB bukan hanya dari Lombok tapi dari seluruh pelosok negeri.

Pernyataan TGB yang mendukung Jokowi dua periode, bukan perkara mudah. TGB tidak hanya akan berhadapan dengan Partai Demokrat tetapi juga dengan kalangan anti-Jokowi elemen Islam.

BacaTGB Dukung Jokowi, Gerindra, PKS dan PA 212 Terkaget-kaget.

Tapi argumentasi TGB atas dukunganya kepada Jokowi sangat meyakinkan: “demi bangsa, umat dan akal sehat”. Menarik sekali faktor terakhir ini yaitu “akal sehat”. Bisa jadi TGB selama ini terlibat dengan polemik di kalangan anti Jokowi yang tidak menggunakan akal sehat, tidak obyektif, yang ada adalah antipati kepada Jokowi secara emosional.

Kalangan anti Jokowi di lingkungan TGB mungkin dianggap tidak meletakkan persolan dengan akal yang sehat. Di sinilah kemerdekaan berpikir TGB memberi energi untuk bersikap.

TGB tahu persis tentang pembangunan di daerahnya, NTB, yang masih banyak yang perlu dilanjutkan bekerjasama dengan pemerintah pusat dan selama ini Jokowi memberi respon yang positif dengan segala rencananya. TGB juga tahu bahwa pembangunan di daerah lain dari Sabang-Merauke sedang berjalan, sangat tidak arif jika pembanguan itu berhenti di tengah jalan hanya karena ganti presiden. Di sinilah rasionalitas berbicara.

Apakah pernyataan TGB ini dilakukan setelah ada deal dengan Jokowi? TGB sudah menegaskan bahwa soal dukungan tidak harus didasarkan atas deal tetapi atas pertimbangan yang obyektif demi kemaslahatan bangsa, umat dan akal sehat. Dirinya mengaku tak ada deal dengan Jokowi. Tapi jika toh ternyata telah ada deal dengan Jokowi, apakah salahnya? Banyak orang berpendapat bahwa seharusnya capresnya Jokowi berlatar belakang santri, muda dan dari Timur. TGB adalah seorang santri yang tidak diragukan lagi. TGB masih muda berumur 46 tahun. Ia berasahal dari Lombok, Indonesia Timur.

Salah satu problem yang dihadapi oleh Jokowi adalah buruknya komunikasi dengan kalangan Islam modernis perkotaan, khususnya yang berada di sekitar kelompok 212. Jokowi tidak memiliki masalah dengan kalangan Islam pedesaan/nahdiyin. TGB adalah salah satu tokoh yang dekat dengan kalangan 212, oleh karena itu ia ideal sebagai wakil presiden. NTB memang bukan daerah yang gemuk untuk menyumbang suara, namun suara TGB tidak hanya dari NTB, karena TGB telah menjadi tokoh nasional, melewati batas-batas propinsi NTB. [ARN]

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca