arrahmahnews

Utusan: Dihadapan Trump, Putin Kecam Sanksi AS atas Iran

TEHERAN – Utusan Khusus Presiden Rusia Vladimir Putin, Alexander Lavrentiev, mengadakan pembicaraan dengan Wakil Sekretaris Dewan Keamanan Nasional Tertinggi (SNSC) Iran, Saeed Iravani, mmengenai pertemuan puncak antara Putin dan rekannya di AS, Donald Trump serta bebagai masalah lainnya.

Dalam pertemuan di Teheran pada hari Kamis (19/07) sebagaimana dilaporkan kantor berita Tasnim, Lavrentiev memberi penjelasan kepada Iravani tentang masalah apa saja yang dibahas pada pertemuan puncak Trump-Putin di ibukota Helsinki, Finlandia.

Baca: Utusan Putin ke Teheran Laporkan Hasil Pertemuan dengan Trump

Ia lebih lanjut mengatakan bahwa presiden Rusia menganggap sanksi sepihak AS terhadap Iran sebagai pelanggaran kesepakatan nuklir 2015 yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Gabungan (JCPOA).

Lavrentiev menambahkan bahwa Putin, dalam pembicaraannya dengan Trump, juga mengecam langkah sepihak Washington yang memaksakan kembali sanksi pada Tehran dan menyebutnya sebagai tindakan berbahaya dan tidak konstruktif.

Iravani, pada bagiannya, menyatakan rasa terima kasihnya atas langkah presiden Rusia untuk segera mengirim utusan khususnya ke Iran setelah KTT dan menggambarkannya sebagai tanda yang jelas dari komitmen kedua negara untuk terus menjalin kerjasama strategis.

“Sikap berprinsip dan tegas dari presiden Rusia terhadap sikap unilateralisme dan tidak komitmen AS mencerminkan komitmen Rusia terhadap norma-norma internasional …,” tambahnya.

Pada 16 Juli, Trump dan Putin mengadakan pertemuan empat mata di Helsinki yang berlangsung lebih dari 90 menit.

Baca: Bawa Pesan Pemimpin Iran, Velayati Tiba di Rusia Bersamaan dengan Kunjungan Netanyahu

Menjelang pertemuan, Ali Akbar Velayati, penasihat internasional untuk Pemimpin Revolusi Islam, mengunjungi Moskow dan mengadakan pembicaraan dengan Putin.

Iran dan Rusia telah membentuk aliansi yang kuat dalam beberapa tahun terakhir, dengan keduanya mendukung pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad yang sah melawan militansi yang didukung asing.

Kedua negara juga meningkatkan hubungan perdagangan dan perbankan sejak JCPOA mulai berlaku pada Januari 2016.

Pada bulan Januari 2017, Iran dan Rusia mengadakan konferensi di Tehran untuk menandai 515 tahun hubungan bilateral. Dalam sebuah pesan ke konferensi, Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyerukan diversifikasi hubungan antara kedua negara, yang katanya akan memberikan kontribusi untuk perdamaian dan stabilitas di Asia Tengah dan Timur Tengah. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca