arrahmahnews

Kader Wanita Nasdem Asal Minang ‘Damprat’ Rocky Gerung-Fadli Zon di #ILCMegaVersusSBY

Irma Suryani Chaniago VS Rocky Gerung

JAKARTA – Kader wanita dari Partai Nasdem Irma Suryani Chaniago, perempuan berdarah Minang yang hadir dalam acara #ILCMegaVersusSBY ‘damprat’ Rocky Gerung dan Fadli Zon, berikut isi kalimatnya:

Assalamualaikum Wr. Wb. Terima kasih Pak Karni. Saya agak heran juga nih kali ini. Saya nggak ngerti ya. Tadi Pak SBY ini curhaaat.. Pak SBY memang sering curhat, dari awal jadi presiden sampai hari ini. Tapi saya ingin tanya, yang perempuan siapa ya? Mengeluuuuuh terus.

Baca: Banyak Politisi Sakit Jiwa Gara-gara Jokowi, Kenapa Ya?

Ini yang perempuan siapa? Itu yang pertama. Kemudian yang kedua, saya ingin menggaris bawahi. Tadi Fadli adik saya, saya dukung Fadli. Karena sama-sama dari Minang, saya harus bangkitkan batang tarandam

Tapi Fadli ini tidak ada bedanya ketika mengomentari Kodari. Kalau Kodari dikatain Fadli sebagai tukang dongeng, kalau Fadli ini peramal. Dukun. Fadli ini dukun juga. Karena dia bisa mengatakan Indonesia ini kacau, sulit dan akan hancur kalau dipimpin Jokowi. Kalau Pak JK ngomong begitu, JK tidak mungkin jadi wapres.

Apakah kemudian nanti Prabowo yang pimpin, Indonesia bisa maju? Tidak! Saya tidak yakin. Itu ramalan Fadli. Belum ada jasa dari Prabowo. (Kemudian Fadli mencoba memotong, lalu….) Tunggu! Saya harus ngomong dulu! Saya kakakmu, saya harus ngomong dulu.

Itu yang kedua. Yang ketiga, saya ingin sampaikan juga tadi Bung Rocky Gerung yang sok tahu ini bilang bahwa “Pertimbangan Jokowi untuk menentukan wakil presidennya karena kearoganan Pak Jokowi dan Bu Mega.

Sok tahu banget! Seorang akademisi, saya mau tanya, Pak Rocky Gerung ini pernah gak jadi dekan? Saya mau tanya. Disiplin ilmunya apa ya? Kok semuanya bisa dikomentari seenak udelnya. Tapi beliau tidak pernah melakukan secara fair.

Baca: VIDEO: Tamparan Keras TGB pada Kaum yang Suka Politisasi Ayat-Ayat Perang

Karena dia ini menyeraaaaaang pemerintah terus. Menurut saya itu tidak fair secara akademisi. Sebagai orang yang bisa dimintai pendapat oleh ILC agar publik tahu bahwa pendapat akademisi ini “seperti ini loh”. Memberi solusi, buakn provokasi.

Saya juga ingin sampaikan juga, Pak Rocky Gerung ini sudah merendahkan koalisi pemerintah. Kami tersinggung sebagai Nasdem, ketika penetapan wapres Jokowi itu dilakukan Megawati, bukan koalisi. Anda harus ralat itu Pak. Kami di koalisi, diskusikan itu bersama-sama.

Bukan dengan Bu Megawati saja. Tentu sudah. Jadi jangan sok tahu. Jadi jangan katakan “sudah, sudah, sudah!”. Anda sebagai pengamat, harusnya berdiri di tengah. Nggak pas Anda berkomentar seperti itu. Nggak pas Anda ditonton oleh Indonesia. Karena Anda lakukan provokasi.

Baca: Jokowi Ingatkan Masyarakat untuk Tidak Terprovokasi Politikus Kompor

Saya hormat dengan Prabowo. Sangat hormat. Nah, kita harusnya saling menghormati. Pilpres 2019 ini adalah ajang pertempuran Jokowi dan Prabowo. Megawati dan SBY ini adalah pembantu saja di belakangnya. Mereka hanya ketua partai.

Jangan diadu domba nih berdua. Ini kan seolah-olah kita menghadap-hadapkan antara Bu Mega sama Pak SBY. Jadi saya ingin kita semua di sini saling menghormati. Tadi Pak Hinca juga bilang untuk saling menghormati. Kami saling menghormati.

Kalau Prabowo ke Demokrat ya tidak apa-apa. Itu hal yang dinamis. Nggak ada masalah. Kita hormati kok. Kita nggak pernah mengatakan kenapa Gerindra harus kesana? Kalau NasDem hanya satu. Kami hanya melakukan dukungan kepada Jokowi tanpa mahar dan syarat.

NasDem selalu berpikir play to win. Kami bermain dan harus menang. Sehingga penentuan wapres itu pun karena harus menang. Bukan karena arogan, bukan karena petugas partai dst, dengan bahasa sinis itu. Nggak baik juga ketika ILC ditonton seluruh Indonesia, tapi diisi oleh Gerung.

Baca: Denny Siregar: Kawal Jokowi Berarti Lawan Agenda Kelompok Radikal

Nggak pas. Seharusnya Bapak dihargai sebagai akademisi, tapi kalau Bapak Miring-miring seperti itu pikirannya, bapak bukan pengamat, tapi politisi. Ya? Tadi yang dibicarakan Fadli, saya tidak masalah. Pak Hinca juga tidak masalah. Karena politik ini dinamis.

Siapapun yang jadi presiden di depan, kita support. NasDem akan dukung jika Prabowo jadi presiden. Kalau Pak Jokowi yang kemudian menang, ya harusnya legowo. Indonesia jadi lebih baik intinya. Bukan siapa yang berkuasa. Itu loh. Untuk Indonesia harusnya kita pikirkan.

Jadi jangan diulang-ulang terus Rocky Gerung ngadu sana sini. Nggak bener ini. Sebagai perempuan, saya terhina jika perempuan seperti Bu Megawati dihina oleh orang seperti Rocky Gerung ini. Pernah gak bapak tahu bahwa Bapak adalah laki-laki?

Bapak mengatakan bahwa Mega itu arogan. Padahal menurut saya dan rakyat Indonesia, Bapak yang arogan. Bapak sok pinter. Itu gak bener! Bapak harus fair. Ketika Jokowi melakukan kebaikan, bapak harus support dan apresiasi. Ketika Jokowi lakukan kesalahan, bapak kritisi.

Bapak selalu membully. Saya catat itu. Jadi saya ingatkan sekali lagi. Bapak bukan siapa-siapa. Jokowi tidak perlu orang seperti Rocky Gerung. Karena orang seperti Rocky tidak berikan solusi, tapi provokasi. (ARN)

Sumber: Seword

Comments
To Top
%d blogger menyukai ini: