YAMAN – Agresi militer Arab Saudi yang sedang berlangsung terhadap kota Hodeida telah menempatkan ribuan anak-anak dalam bahaya kematian, kelaparan dan penyakit, kata sebuah kelompok aktivis.
Badan amal Save the Children, pada hari Kamis, mengatakan bahwa sekitar 6.000 orang – separuh dari mereka anak-anak – meninggalkan kota yang dilanda perang setiap hari, maka jumlah orang yang dipaksa keluar dari kota sejak dimulainya ofensif pada bulan Juni menjadi lebih dari 330.000.
“Dengan kondisi ekonomi yang compang-camping, fasilitas kesehatan dan sanitasi di seluruh negeri hancur, serta merajalelanya penyakit dan kelaparan,” kata Tamer Kirolos, Save the Children Yemen Country Director.
“Badan-badan bantuan melakukan apa yang mereka bisa untuk membuat orang tetap hidup tetapi pada akhirnya, upaya kami hanya berupa plester yang menempel pada luka yang menganga,” tambahnya.
Hodeida, kota pelabuhan utama Yaman berada di bawah pengepungan udara dan laut oleh pasukan militer Saudi. Blokade tersebut telah mencegah obat-obatan dan komoditas penting lainnya mencapai sekitar 8,4 juta orang yang diyakini berada di ambang kelaparan.
Satu putaran serangan udara baru oleh pesawat-pesawat tempur Saudi menyebabkan 52 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka, kata sumber-sumber medis kepada Reuters.
Save the Children memperingatkan dalam pernyataannya pada hari Kamis bahwa daerah-daerah yang berdekatan dengan Hodeida tidak memiliki sarana untuk menampung masuknya pengungsi yang berjuang untuk menemukan makanan, air dan obat-obatan.
Sementara itu, Juliette Touma, juru bicara badan anak-anak PBB, memperingatkan bahwa serangkaian serangan Saudi pada pekan lalu memiliki dampak “bencana” terhadap kemampuan organisasi untuk memasok air bersih dan sanitasi untuk penduduk, serta meningkatkan momok sebuah wabah penyakit baru.
“Serangan-serangan ini mungkin berkontribusi pada peningkatan penyakit yang terbawa air – terutama untuk anak-anak yang rentan terhadap penyakit seperti kolera, dan diare,” kata pejabat yang bermarkas di Yordania kepada Thomson Reuters Foundation, Kamis.
“Ada perang terhadap anak-anak di Yaman – sangat sedikit tempat yang aman bagi seorang anak Yaman,” tambahnya.
PBB juga memperingatkan risiko bahwa perang telah banyak membunuh ibu hamil di Yaman, dan menjadi angka kematian ibu tertinggi di dunia.
Sekitar 90.000 wanita dilaporkan akan melahirkan dalam sembilan bulan ke depan. [ARN]
