SA’ADA – Ribuan orang berkumpul di kota Saada, Yaman, pada hari Senin (13/08), untuk menghadiri pemakaman 51 orang, termasuk 40 anak-anak, yang tewas dalam serangan udara oleh koalisi militer Saudi-UEA dukungan AS pada Kamis lalu.
Puluhan mobil yang diselimuti kain berwarna hijau, yang merupakan warna simbolis dalam Islam, memindahkan peti jenazah korban dari kamar mayat rumah sakit ke lapangan besar untuk disholati sebelum dimakamkan.
Upacara penghormatan terakhir untuk para syahid cilik itu juga dihadiri oleh beberapa pejabat tinggi Houthi.
Mohammed Ali al-Houthi, mengecam pembunuhan itu sebagai “kejahatan oleh Amerika dan sekutunya terhadap anak-anak Yaman”.
Pemakaman seharusnya dilakukan pada hari Sabtu, karena dalam Islam, seharusnya jenazah dikuburkan sesegera mungkin. Namun upacara terpaksa ditunda karena kekhawatiran bahwa berkumpulnya ribuan massa di upacara pemakaman seperti itu, nantinya akan menjadi target serangan udara selanjutnya oleh koalisi seperti yang pernah terjadi sebelumnya.
Para pelayat membawa gambar-gambar 40 anak yang tewas, sementara Al-Masirah, sebuah jaringan TV Yaman, menyiarkan gambar-gambar kuburan kecil yang digali untuk peristarahatan terakhir anak-anak korban serangan tersebut.
“Putraku pergi ke pasar untuk menjalankan tugas rumah dan kemudian serangan udara musuh terjadi. Ia terkena pecahan peluru dan tewas,” kata Fares al-Razhi sebagaimana dikutip Al-Jazeera. Ia berduka atas putranya yang berusia 14 tahun.
“Untuk putra saya, saya akan membalas dendam pada Salman dan Mohammed Bin Zayed,” katanya, mengacu pada para pemimpin Arab Saudi dan Uni Emirat Arab.
Dengan dukungan logistik dari AS, Arab Saudi dan UAE telah melakukan serangan di Yaman sejak Maret 2015 dalam upaya untuk mengembalikan pemerintahan Presiden Abu-Rabbu Mansour Hadi yang telah mengundurkan diri dan melarikan diri ke Arab Saudi.
Serangan yang diklaim untuk menghancurkan Houthi itu pada kenyataannya selalu menargetkan warga sipil dan infrastruktur publik. 3 Tahun agresi dan blokade Saudi dan sekutunya telah menjadikan Yaman sebagai negara dengan krisis kemanusiaan terburuk di dunia. (ARN)
