arrahmahnews

Mahfud: Semua Lawan Politik Cari Titik Lemah Jokowi, Tapi Tidak Ada

JAKARTA – Mahfud MD terpental di detik-detik akhir menjadi calon wakil presiden mendampingi petahana Joko Widodo (Jokowi). Dia pun menceritakan drama politik di balik kegagalannya. Petinggi parpol dan ormas ikut ‘bermain’.

Mantan anggota DPR ini mengungkap, Jokowi melalui Luhut Binsar Panjaitan sempat menawarinya menjadi Menko Polhukam dan komisaris. Mahfud memilih menerima tawaran menjadi Anggota Dewan Pengarah BPIP. Lalu bagaimana hubungannya dengan Jokowi?

“Hubungan dengan Pak Jokowi baik. Secara personal Jokowi sangat baik karena empat hal. Satu, semua lawan-lawan politik mencari titik lemah korupsi tidak ada, sampai sekarang. Kalau ada sudah kena. Keluarga juga tidak ikut-ikutan, anaknya juga, dia sendiri,” katanya dalam acara Indonesia Lawyers Club tvOne, Selasa (14/8) malam.

Mahfud menyebut Jokowi sosok yang tegas. Salah satu contohnya ketika ramai soal MD3. Mahfud sempat diundang ke Istana untuk memberi masukan bersama Luhut Pangaribuan, Hardjono dan Maruarar Siahaan.

“Ketemu Presiden ada 4 alternatif, semua berisiko. Ketika selesai saya jalan berdua, saya bisiki Pak Presiden, ‘selesaikan kemelut gampang, bapak lobi ketua partai dan DPR, ambil jalan keluar salah satu’,” ungkap Mahfud.

Mendengar itu ternyata Jokowi memberi jawaban yang mengejutkan. “‘Untuk apa lobi kalau sudah benar hukumnya, keputusannya sudah benar. Kalau gitu untuk apa saya lobi, biar DPR protes, kan hukum benar. Saya jalan saja’,” kata Mahfud menirukan perkataan Jokowi.

“Itu saya katakan berani Pak Jokowi,” tambahnya.

Selanjutnya, Mahfud bersama Pakar Pencucian Uang Yenti Garnasih menghadap Jokowi. Keduanya melaporkan kasus pembegalan di Bekasi. Korban yang membela diri terpaksa membunuh pelaku. Tetapi dijadikan tersangka oleh polisi. Menurut Mahfud keputusan itu keliru. Menurut hukum pidana ada alasan pembenaran karena membela diri.

“‘Maaf saya peristiwa gini tidak baca, kalau saya dengar langsung saya tangani, saya catat, saya selesaikan’,” begitu jawaban Jokowi ditirukan Mahfud.

Keesokan harinya, lanjut Mahfud, anak itu dibebaskan dan diberi penghargaan oleh polisi. “Responsif terhadap itu (Jokowi),” tuturnya.

“Enggak ada sejarahnya tersangka di SP3 gitu aja, biasa diusir suruh pulang dah selesai. Ini diberi penghargaan karena saya dan Bu Yenti menghadap Presiden.”

“Ribuan orang setiap hari dianiaya oleh aparat, ini harus diselesaikan. Personal oke Pak Jokowi,” tambahnya.

Lalu apakah Mahfud akan masuk dalam tim pemenangan Jokowi?

“Masalah kenegaraan dan politik itu ada tim. Kalau ikut ke politik masalah BPIP harus mundur karena harus netral, ini ideologi. Saya di sini bantu di pemerintahan, bukan politik pilpresnya,” tutup Mahfud. [ARN]

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca