arrahmahnews

Gus Yahya dan Yenny Wahid Sayangkan Polisi Buru Pengunggah Pawai TK Bercadar

JAKARTA – Kapolres Probolinggo AKBP Alfian Nurrizal mengaku akan mencari tahu siapa yang pertama kali mengunggah ataupun meng-upload potongan video. Sebaliknya, polisi bukan fokus mencari dalang dibalik Pawai TK Kartika V-69 binaan Kodim 0820 Probolinggo yang menggunakan atribut kontroversial, bedil (senjata) dan cadar hitam pekat ala ISIS tersebut.

Baca: MUI Minta Polisi Usut Carnaval Anak TK Bercadar dan ‘Bersenjata’

“Kami akan mencari tahu dan akan kami buru siapa penyebar video ini ke medsos hingga akhirnya menyebabkan dampak seperti ini, meresahkan dan lainnya,” katanya, dilansir arrahmahnews.com dari Surya co.id, Ahad (19/08/2018).

Mengetahui tindakan Polpres Probolinggo, putri KH Abdrrahman Wahib (Gus Dur) tepuk jidad. Yenni gagal paham mengapa pihak kepolisian justru menyelidiki pengungga video di media sosial.

“Saya tidak paham kenapa polisi justru menyelidiki pengunggah video pawai anak TK bercadar,” ujar Yenni melalui akun Twitternya, Senin (20/08/2018).

Baca: GEGER! Pawai TK di Probolinggo Bercadar dan Bersenjata Jadi Sorotan

Menurut Yenni, polisi seharusnya menyelidiki orang yang memiliki ide untuk memakaikan cadar dan replika senjata kepada anak-anak TK tersebut. Karena menurut Yenni, atribut tersebut berusaha mempengaruhi cara berpikir mereka sejak dini. Yenni, pakai cadar ala ISIS sambil memegang bedil.

“Seharusnya yang diselidiki adalah orang yang “kebetulan punya ide untuk memakaikan cadar dan replika senjata ke anak-anak dan berusaha mempengaruhi cara berfikir mereka sejak dini,” ucap Yenni.

Sementara itu, Gus Yahya Cholil Staquf menegaskan bahwa mengusung tema ‘perjuangan Rasulullah’ dan menisbatkannya dengan pakaian hitam-hitam dan replika bedil otomatis itu tak bisa dimaknai selain sebagai propaganda radikalisme. Dalam konteks tampilan simbolik yang dikenal luas dalam masyarakat, pakaian hitam-hitam dan bedil otomatis itu cuma ada pada kelompok radikal sejenis ISIS.

Baca: Denny Siregar Membongkar Jaringan Kelompok Radikal

Saya sangat curiga yang bersangkutan memang berniat menciptakan artikulasi untuk memberi pembenaran atas kelompok-kelompok radikal itu sebagai ‘cermin perjuangan Rasulullah SAW.

Mustahil TNI dan Polri atau bagian manapun dari kedua institusi itu tidak mampu memahami ini kecuali bermaksud melindungi orang-orang tertentu, tutupnya. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca