DAMASKUS – Presiden Suriah Bashar al-Assad dan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan bahwa tekanan Barat terhadap Teheran dan Damaskus tidak akan bias menghalangi mereka dari memerangi terorisme.
Dalam sebuah pertemuan di Damaskus, Senin (03/09), Zarif dan Assad menegaskan bahwa negara-negara Barat tidak akan dapat menghalangi Iran dan Suriah untuk mempertahankan prinsip-prinsip mereka, kepentingan kedua negara, serta keamanan dan stabilitas seluruh kawasan.
Kedua pihak menekankan bahwa kebijakan Barat dengan melakukan ancaman serta tekanan terhadap Suriah dan Iran menunjukkan kegagalan Barat untuk mencapai tujuannya di Timur Tengah.
Presiden Suriah dan menteri luar negeri Iran memuji tingkat hubungan saat ini antara kedua negara di berbagai bidang dan sepakat untuk terus melanjutkan konsultasi dan koordinasi, terutama dalam kaitan dengan isu-isu regional dan internasional yang berubah dengan cepat.
Mereka juga membahas perkembangan terbaru di Suriah dan negara-negara regional lainnya serta KTT yang akan berlangsung antara presiden Iran, Rusia dan Turki di Teheran.
Presiden Iran Hassan Rouhani akan menjadi tuan rumah bagi mitranya dari Turki dan Rusia Recep Tayyip Erdogan serta Vladimir Putin, masing-masing, pada 7 September dalam upaya untuk menemukan cara guna mengakhiri krisis yang sedang berlangsung di Suriah.
Ketiga presiden sebelumnya telah mengadakan pertemuan di kota wisata Rusia Sochi pada bulan November 2017 dan di ibukota Turki, Ankara, pada bulan April.
Sebelumnya pada hari itu, diplomat Iran terkemuka tersebut mengadakan pertemuan terpisah dengan mitra Suriahnya Walid al-Muallem dan Perdana Menteri Imad Khamis.
Zarif dan Muallem membahas isu-isu regional dan perkembangan terakhir di Suriah, termasuk kembalinya para pengungsi ke tanah air mereka. (ARN)
Sebar:
