Jakarta, ARRAHMAHNEWS.COM – Di antara ulama-ulama bajakan yang ada, yang penampilannya lebih meyakinkan secara fisik dan kostum adalah Yusuf Martak dibanding Sugik Nur Raharja atau Yahya Waloni.
Yusuf Martak tercatat sebagai Vice Presiden PT Energi Mega Persada yang juga pemilik saham terbesar PT Lapindo Brantas Inc (Bakrie Group) yang telah menenggelamkan banyak desa di Sidoarjo 12 tahun yang lalu.
Baca: Pilpres 2019, Pertarungan antara Khilafah dan Islam Nusantara
Lebih menyedihkan lagi, penyelesaian ganti rugi korban semburan lumpur, oleh PT Lapindo malah dibebankan kepada Pemerintah yang diperkirakan sekitar 3,8 triliyun. Itu pun belum bisa menuntaskan semua kerugian korban.
Akhirnya Pemerintah Jokowi memberikan solusi. Solusi yang diambil Jokowi adalah solusi yang dilandaskan dari hati nurani. Tanpa memperhitungkan untung rugi dulu, Pemerintah Jokowi MEMBERI HUTANGAN 781 Milyar dengan masa tenggang 4 tahun kepada Bakrie Group.
Baca: Spanduk HTI di Ijtima’ Ulama II: Siap Tegakkan Khilafah
CEO Lapindo Nirwan Bakrie tentu saja langsung menerima dengan berbunga-bunga. Mendapat hutangan 70 juta dollar dalam kondisi macet bagaikan restructuring debt bagi grup ini. Ical dedengkot dari Grup Bakrie seharusnya malu tersipu-sipu. Jokowi yang selalu dimusuhi, justru memberikan dia setetes air kehidupan. 4 tahun adalah waktu yang cukup panjang untuk mengembalikan 70 juta dollar bagi grup sebesar Bakrie.
Baca: Pro Khilafah dan ISIS Tunggangi Gerakan #2019GantiPresiden
Jadi, kalau memang dirasa menguntungkan pasti grup Bakrie akan mengembalikan 70juta dollar itu ke pemerintah. Kalau tidak mereka dengan senyum akan memberikan collateral tanah Lapindo itu ke pemerintah.
Jadi bisa dipahami kan kenapa Yusuf Martak harus ganti kostum berpura-pura jadi ulama dan berbicara tentang Pilpres? (ARN)
BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLENEWS
