Headline News

Trump Gunakan Iranophobia sebagai Alat Jual Senjata ke Negara-negara Arab

BEIRUT– Sekretaris jenderal gerakan perlawanan Hizbullah Lebanon mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump tidak tahu batas dalam usahanya untuk memeras negara-negara Arab di kawasan Timur Tengah melalui bahasa Iranophobia.

Dihadapan para pendukungnya melalui pidato siaran televisi langsung dari ibu kota Libanon, Beirut, pada Jumat malam, Sayyid Hassan Nasrallah mengatakan bahwa pernyataan Trump terbaru yang menyebut Iran berencana untuk menguasai Timur Tengah hanya dalam “12 menit” dimaksudkan untuk memikat penguasa regional untuk membayar jumlah uang yang sangat tinggi sebagai imbalan untuk melestarikan rezim mereka.

Baca: Pernyataan Trump Tamparan Keras di Wajah Saudi, Buktikan Kekuatan Iran

“Seperti dikatakan (almarhum pendiri Revolusi Islam Iran) Imam Khomeini, pemerintah AS adalah pemerintahan pencuri. Ini adalah rezim pencurian. Mantan presiden AS dulu juga pencuri tetapi tidak melakukan kesalahan mereka secara terang-terangan. Yang berkuasa saat ini (Trump), bagaimanapun, merampok para pemimpin Arab dan mempermalukan mereka pada saat yang sama, ”kata Nasrallah.

“Trump tidak menunjukkan rasa hormat terhadap etika, hak asasi manusia dan keadilan dalam pernyataan-pernyataannya. Kita menyaksikan rezim AS, yang tidak menghindar dari menggunakan bahasa penghinaan dan mempermalukan siapa pun, meskipun itu mungkin teman dan sekutu mereka, ”katanya.

Kepala Hizbullah itu lebih lanjut mencatat bahwa Trump memandang Republik Islam Iran sebagai negara besar dan kuat, sementara memandang semua negara Arab yang membeli senjata bernilai miliaran dolar darinya sebagai negara-negara cukup lemah yang tidak dapat bertahan di kaki mereka selama lebih dari 12 menit tanpa dukungannya.

Baca: Putin: Kebijakan Trump yang Harus Disalahkan atas Kenaikan Harga Minyak

“Trump memanfaatkan retorika anti-Iran dalam upaya untuk menjual miliaran dolar amunisi dan perangkat militer Amerika kepada para penguasa Arab,” katanya.

Nasrallah kemudian menyarankan para pemimpin Arab untuk mempertimbangkan kembali ketergantungan mereka pada negara Amerika, dengan mengatakan, “Amerika Serikat adalah negara yang sama, yang menolak visa Shah Iran, Mohammad Reza Pahlavi, untuk perawatan kanker. Ini terjadi meskipun fakta bahwa dia dulu sekutu lama AS di kawasan. ”

“Para pemimpin Arab akan lebih baik mengalokasikan miliaran dolar yang mereka bayarkan ke Trump untuk memecahkan masalah negara mereka sendiri,” kata sekretaris jenderal Hizbullah tersebut. (ARN)

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca