LAMONGAN – Akun Facebook Abdullah Faizin menulis tentang bagaimana viralnya pemberitaan terkait Banser membakar bendera bertulisakan kalimat Tauhid milik HTI, para kelompok pengkhianat bangsa Indonesia ini tidak segan-segan membuat sebuah konspirasi busuk untuk menghancurkan NU lewat Banser dan Ansor. Jelas ini adalah sebuah konspirasi busuk mereka untuk membuat opini di masyarakat bahwa Ansor dan Banser benci Islam bla..bla. Berikut ulasannya:
Konspirasi busuk dibangun HTI dengan cara mengibarkan bendera hitam yang diklaim sebagai duplikasi liwa’’ dan Ar Rayah namun jauh panggang. Pencatutan liwa’ dan Ar Rayah adalah upaya legitimasi palsu yang dijadikan sandaranya, padahal bendera itu mirip dengan bendera teroris ISIS. Sebagai upaya untuk memecah kemeriahan Hari Santri Nasional dengan tujuan agar pelaksanaan HSN pecah dan gaduh serta hancur.

Isu Pembakaran Bendera HTI
Baca: Soal Bendera Rasulullah, Propaganda Bohong HTI dan ISIS
Deteksi penemuan tentang skenario kelompok sempalan pemberontak negara telah valid yakni ada upaya teroganisir dan terencana untuk menghantam NU dan pemerintah yang sah.
Implementasi strategi yang dianggap strategis ternyata telah dipatahkan oleh sahabat Banser dengan sigap kemudian membakarnya untuk menyelamatkan kesucianya.
Konsekwensi pembakaran tersebut sangat spektakuler menjadi titik informasi viral bahkan diviralkan hingga menjadi klimaks hal ini sebagai bagian prioritas rekayasa mereka.
Baca: HTI dan Teroris Tidak Ada Bedanya
Yakni menjadi amunisi beracun yang digunakan untuk menyatakan dan menyuarakan kepublik bahwa yang dibakar adalah kalimat tauhid dan mereka memproduksi hoaks dengan slogan Islam dihina, tauhid dihina, kalimat tauhid dilecehkan, umat islam didzolimi dan tetek bengek yang lain.
Namun mereka tak mengerti bahwa hakikat jebakan mereka yang memasukkan penyusup pengibar bendera hitam itu telah terjebak dalam ranjaunya sendiri.
Ketegasan pembakaran itu telah menarik mereka dari liang-liang persembunyian mereka, yang mengeluarkan mereka dari lorong-lorong pertapaannya, dan telah menampakkan kesamarannya selama ini, hal inilah semakin memperjelas identitas mereka yang tak jelas selama ini.
Mereka menggelepar kepanasan seiring dengan pembakaran itu kemudian membuat orkestra hoaks bersama marah bersama, tak ayal lagi mereka membuat beribu bahkan berjuta-juta akun memblow up, bahkan media menggiring opini strategis untuk menghantam Banser dan Ansor karena dianggap keudanya sebagai benteng penghalang misi mereka, namun upaya itu rapuh ditengah bahkan dipersimpangan jalan.
Baca: Prof Sumanto: HTI Ormas Gemblung dan Sontoloyo
Dari peristiwa tersebut kita telah paham siapa dipihak mereka siapa dipihak kita. Apa ada dasar ulama kita dalam hal menyikapi pembakaran ini bendera itu? ada dan banyak tapi saya ambil satu kaidah ushul fiqih:
درء المفاسد مقدم على جلب المصالح
Artinya: Menolak suatu kemudharatan/bahaya lebih didahulukan daripada meraih manfaat (keuntungan).
Kita bangun negeri ini dengan kedamaian bukan mengawali atau membuat kegaduhan. (ARN)
