arrahmahnews

Tim Sukses Bicara Satu Irama, Prabowo Ngeles Grasa-Grusu

JAKARTA – Respon Prabowo Subianto dan para tim suksesnya setelah polisi berhasil membongkar kebohongan kisah penganiayaan Ratna Sarumpaet yang mereka sebar luaskan sungguh lucu dan mengada-ada.

Melalui juru bicaranya Dahnil Anzar, Prabowo menempatkan diri sebagai pihak korban yang termakan kebohongan Ratna Sarumpaet. Prabowo minta rakyat memaafkan dirinya karena sudah bertindak grasa-grusu.

Agar tampak serius menyesal, Prabowo memecat Ratna Sarumpaet dari jabatan juru bicara tim pemenangan capres-cawapres, bahkan mengorbankan Ratna Sarumpaet dengan mempersilakan polisi memproses hukum Ratna Sarumpaet.

Prabowo masih percaya diri mengatakan ia tidak mentolerir kebohongan dan minta aparat bertindak tegas memproses hukum Ratna Sarumpaet.

BacaCuitan Hanum Rais Hina Nabi, Pengurus NU AS: Nabi Tak Pernah Sebar Hoax.

Saya yakin, seperti saya, rakyat Indonesia mengikuti betul perkembangan kasus ini.

Sebelum orang-orang Prabowo: Fadli Zon, Rachel Maryam, Nanik Deang, Ferdinand Hutahaean, Habiburokhman, Hanum Rais, Dahniel Azar Simanjuntak, dan sejumlah nama lain menyebarluaskan kabar bohong ini, masyarakat sebenarnya relatif tidak tahu sebab kabar ini hanya terisolasi di media sosial.

Setelah para politisi di lingkaran Prabowo ini bicara kepada pers, barulah berita ini menyebar dengan cepatnya. Artinya bukan Ratna Sarumpaet melainkan Prabowo dan orang-orang dekatnya yang menyebarluaskan kabar bohong ini.

Pengakuan Prabowo bahwa ia hanya grasa-grusu adalah model excuse alias ngeles yang tidak bisa diterima akal sehat.

Begitu banyak orang yang ketika mendengar kabar bohong dari tim Prabowo buktinya tetap bisa berpikir dengan nalar sehat.

Cara berpikir yang sehat seharusnya melalui 3 tahap konfirmasi.

Pertama kita perlu bertanya dahulu, apakah benar wajah penuh bengkak dalam foto itu adalah Ratna Sarumpaet.

Baca‘Ratna Sarumpaet Dikeroyok’, Niluh Djelantik Semprot Naniek S Deyang.

Kedua, jika benar itu wajah Ratna Sarumpaet, apakah benar hal itu karena pemukulan?

Ketiga, jika benar itu karena pemukulan, barulah masuk ke pertanyaan selanjutnya, siapa yang kira-kira melakukannya.

Namun pernyataan Prabowo dan orang-orang dekatnya, baik melalui konferensi pers, pernyataan pribadi ke media, pun pernyataan mereka di akun media sosial menunjukkan upaya sadar dan sengaja untuk melangkahi 3 tahap pertanyaan itu dan langsung kepada kesimpulan pemukulan terhadap Ratna adalah upaya represi yang membungkan demokrasi.

Apa yang dipertontonkan Prabowo dan orang-orang dekatnya jelas-jelas upaya mengarahkan kesimpulan bahwa Pemerintahan Joko Widodo, capres petahana yang jadi pesaing Prabowo dalam pemilihan umum presiden 2019, merupakan pemerintahan otoriter yang menggunakan cara-cara kekerasan dalam menghadapi kritik.

Lihat saja pilihan-pilihan diksi yang digunakan Probowo: “tindakan represif”; “pelanggaran HAM”, “ancaman sangat serius terhadap demokrasi.”

Lihatlah kalimat Prabowo dalam mengarahkan kesimpulan ini: “Ya ternyata tidak ada barang yang dicuri, tidak ada uang yang hilang, apalagi kalau bukan proses untuk intimidasi.”

Prabowo bahkan sama sekali tidak peduli pernyataan yang dikeluarkan kepolisian dan pihak bandara sebelumnya bahwa mereka sudah mencoba berbagai cara untuk mengecek kebenaran peristiwa itu dan tidak menemukan bukti sedikitpun.

Lihat juga orang-orang dekatnya dengan sadar dan sengaja membantah upaya mengajak tabayun yang dilontarkan sejumlah tokoh, seperti Mahfud MD dan dr. Tompi.

Sulit menerima ngeles Prabowo yang menempatkan diri sebagai korban kebohongan Ratna hanya karena dirinya grasa-grusu. Tidak ada grasa-grusu yang kompak seluruh anggota tim sukses bicara dengan tone yang sama, mengarahkan ini sebagai pembungkaman terhadap demokrasi.

So please. Jangan korbankan anak buah, jangan timpakan tangga pada Ratna Sarumpaet yang telah jatuh, jangan membenarkan kebohongan dengan kebohongan baru. Jadilah pemimpin yang benar, dimulai dengan bertanggungjawab atas kata-kata dan tindakan sendiri, bukan melempar keselahan pada bawahan. [ARN]

Comments
To Top

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca

Eksplorasi konten lain dari Arrahmahnews

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca