TEXAS – Seorang mantan kandidat Senat AS mengatakan bahwa pembelaan Presiden AS Donald Trump terhadap Arab Saudi meski kerajaan memiliki sejarah terorisme panjang dan kemudian justru melemparkan kesalahan itu pada Iran adalah suatu hal yang “tragis” dan sepenuhnya menghancurkan kredibilitas Trump.
Trump sangat membela hubungan dengan Arab Saudi meskipun kerajaan itu banjir kecaman internasional atas pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.
Baca: Kenapa Trump Tak Kecam Bin Salman Soal Pembunuhan Khashoggi
Trump pada Rabu berterima kasih kepada Arab Saudi atas penurunan harga minyak, satu hari setelah ia mengatakan Amerika Serikat akan mendukung negara itu, bahkan jika Pangeran Mahkota Saudi Mohammed bin Salman memerintahkan pembunuhan Khashoggi.
Dalam pidatonya pada hari Selasa, Trump, yang menjawab pertanyaan tentang kemungkinan hukuman untuk Arab Saudi atas pembunuhan Khashoggi di konsulat kerajaan di Istanbul bulan lalu, menghindari pertanyaan tentang membela hak asasi manusia dengan hukuman singkat dan kemudian tiba-tiba beralih ke subjek Iran, menyebut Republik Islam itu sebagai “negara teroris”.
Baca: Laporan Super Lucu Trump Soal Pembunuhan Khashoggi
“Ini luar biasa aneh bahwa Trump mengacu pada Iran sebagai negara teroris; faktanya adalah bahwa Amerika Serikat bekerjasama langsung dengan dua negara teroris terbesar … Israel dan Arab Saudi,” kata Mark Dankof, yang juga seorang penyiar dan pendeta Lutheran Protestan di San Antonio, Texas.
“Trump jelas bertentangan dengan retorika “America First” nya sendiri dengan membiarkan dua rezim kriminal ini memimpin pemerintahan Amerika Serikat dan Trump sendiri dikelilingi oleh mereka, dan jelas seluruh dunia memahami bahwa Iran bukanlah negara teroris,” kata Dankof kepada Press TV pada hari Rabu. (21/11).
Ini adalah “situasi tragis” dan Trump “telah kehilangan sepenuhnya setiap kredibilitas yang pernah ia miliki dalam masalah ‘America First’ ini,” kata Dankoff. (ARN)
