DAMASKUS – Presiden Suriah Bashar Assad mengatakan bahwa negara-negara independen mampu mengubah arena internasional dan memulihkan stabilitas global dengan tetap teguh dalam pertempuran mereka melawan plot-plot Barat.
Berbicara dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Korea Utara, Ri Yong-ho, di Damaskus pada hari Selasa (04/12), pemimpin Suriah itu mengatakan bahwa meskipun ada perbedaan dalam bentuk perang dan tekanan yang dihadapi Suriah dan Korea Utara, esensi dan tujuan mereka adalah sama: untuk melemahkan negara-negara yang memiliki tujuan independen dan berdiri di hadapan proyek-proyek Barat.
Baca: Zarif, Assad Tegaskan Barat Tak Bisa Halangi Iran-Suriah Perangi Terorisme
Presiden Assad lebih lanjut mengatakan bahwa perang semacam itu bukan hanya tentang Suriah dan Korea Utara, tetapi untuk menggambar ulang peta dunia, menambahkan bahwa permusuhan AS terhadap semua negara merdeka dunia, termasuk Suriah dan Korea Utara, tidak mengenal batas geografis.
Baca: Assad Bersumpah Terus Lawan Skenario Barat Hancurkan Kesatuan Suriah
Ri, pada bagiannya, menyampaikan kepada presiden Suriah dan rakyat Surian, sebuah pesan verbal dari pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, menyatakan dukungan kuat Pyongyang untuk Damaskus, juga ucapan selamat Kim atas kemenangan yang telah dicapai pasukan Suriah sejauh ini dalam perjuangannya selama bertahun-tahun melawan berbagai teroris, termasuk kelompok teroris takfiri Daesh.
Baca: Abdel Bari Atwan: Bashar Assad Pecundangi Saudi dan Barat di Aleppo
Menteri luar negeri Korea Utara itu juga memberi penjelasan kepada presiden Suriah tentang kebijakan luar negeri Korea Utara, dengan catatan bahwa kesamaan yang dimiliki musuh yang dihadapi Korea Utara, Suriah, dan semua negara pencari kemerdekaan dan kebebasan lainnya adalah hegemoni dan campur tangan asing, yang memerlukan peningkatan koordinasi di antara negara-negara tersebut guna menghadapi plot asing. (ARN)
Sebar:
